Jakarta – Investor kelas atas kini semakin melirik emas sebagai aset investasi di tengah gejolak ekonomi global. Hal ini terungkap dalam survei terbaru HSBC yang menunjukkan peningkatan alokasi dana ke emas lebih dari dua kali lipat, dari 5% menjadi 11% pada tahun ini.

Kepala Analis Logam Mulia di HSBC, James Steel, menjelaskan bahwa emas menjadi pilihan utama karena kekhawatiran terhadap perang dagang dan ketegangan geopolitik. “Emas merupakan sahabat ketidakpastian,” ujarnya.

Menurut Steel, investasi emas fisik menjadi opsi menarik bagi investor yang ingin berinvestasi jangka panjang. Investor di Asia dan Timur Tengah, lanjutnya, telah lama menjadikan emas fisik sebagai investasi utama karena fluktuasi mata uang, inflasi, dan faktor budaya.

Berbagai opsi penyimpanan emas pun tersedia bagi investor. Salah satu yang populer adalah menyewa brankas di bank, meskipun dikenakan biaya. Stephen Jury dari J.P. Morgan Private Bank menjelaskan, hanya klien dengan simpanan emas sangat besar, sekitar US$ 100 juta, yang dapat mengakses brankas J.P. Morgan di London.

Jury menambahkan, beberapa klien memilih untuk menyimpan sendiri emas batangan mereka. “Ada klien tidak suka menyimpan di brankas bank karena mereka pikir jika dunia kiamat, mereka ingin bisa memegang emas itu,” paparnya. Bahkan, ada klien yang berencana mengubur emas di kebunnya. Meskipun demikian, pihak bank menyarankan untuk tidak menyimpan emas di rumah karena risiko keamanan.

Ludwig Karl, COO Swiss Gold Safe, menawarkan alternatif lain, yaitu bunker militer yang telah diubah menjadi brankas bagi investor yang menginginkan keamanan maksimal. Swiss Gold Safe memiliki dua brankas semacam itu di Pegunungan Alpen Swiss.

Diversifikasi lokasi penyimpanan emas juga menjadi tren di kalangan investor. Banyak klien memilih untuk menyimpan emas mereka di berbagai negara, termasuk Singapura. Beberapa bahkan melakukan audit sendiri atas emas yang disimpan di Swiss Gold Safe.

Karl menjelaskan, “Sebagian besar klien kami berasal dari negara-negara maju. Namun, klien kami tidak terlalu percaya pemerintah atau sistem keuangan, atau mereka mencoba membangun rencana cadangan atau asuransi dengan menyimpan logam mulia di luar sistem perbankan di negara yang netral dan aman.”

Steel menekankan, kehati-hatian ekstra diperlukan untuk menarik lebih banyak investor ke emas sebagai aset safe haven. “Jika Anda melihat geopolitik dan ketidakpastian kebijakan ekonomi sebagai pendorong, maka kita harus memiliki termometer risiko geopolitik yang lebih tinggi daripada yang kita miliki sekarang,” pungkasnya pada Jumat (27/6/2025).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *