Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia, Rebut Kembali Satu Wilayah: Kiev Mandi Drone Moskow

Ukraina melancarkan serangan balasan yang menghantam Pangkalan Udara Engels-2 Rusia, markas utama pembom strategis Moskow jauh di dalam wilayahnya. Serangan signifikan ini terjadi di tengah gempuran drone dan rudal Rusia yang menghujani Kiev pada Minggu, menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya. Selain itu, Angkatan Darat Ukraina juga mengklaim telah merebut kembali sebuah desa di Luhansk.

Pangkalan Udara Engels-2 merupakan fasilitas kunci bagi Moskow. Selain berfungsi sebagai titik pengisian bahan bakar, pangkalan ini juga menyimpan rudal jelajah subsonik Kh-101. Rudal-rudal senilai jutaan dolar ini sering digunakan dalam serangan malam hari terhadap Ukraina.

Laporan menyebut, serangan drone Ukraina menghancurkan fasilitas penyimpanan amunisi di pangkalan tersebut. Citra satelit Maxar sebelum dan sesudah serangan menunjukkan skala kerusakan operasional yang luas.

Letnan Andriy Kovalenko, Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, menyatakan Rusia kehilangan rudal, termasuk Kh-101, akibat serangan itu. Engels-2 disebut menyimpan jumlah rudal terbanyak yang digunakan penerbangan strategis Rusia untuk menyerang Ukraina.

Di tengah operasi militer Rusia yang mengandalkan serangan besar-besaran, sumber daya Ukraina yang terbatas harus difokuskan pada serangan tepat sasaran ke instalasi militer utama. Rusia diperkirakan akan mencoba melanjutkan serangan malam harinya untuk mengatasi pertahanan udara dan sistem perang elektronik Kiev.

Di sisi lain, Angkatan Darat Ukraina mengklaim berhasil merebut kembali Nadiya, sebuah desa di wilayah Luhansk timur. Dalam sebuah postingan di Telegram, Ukraina menyebut operasi selama 30 jam ini berhasil merebut kembali wilayah seluas tiga kilometer persegi. Postingan tersebut juga memperlihatkan video pertempuran, termasuk adu tank, meskipun rekaman itu belum diverifikasi secara independen.

Pada awal konflik, Rusia pada dasarnya telah menguasai seluruh wilayah Luhansk, yang merupakan tujuan strategis utama invasi Presiden Putin ke Ukraina. Sebagian besar Luhansk kini masih berada di bawah kendali militer Rusia.

Sementara itu, serangan Rusia terhadap Ukraina pada Minggu dini hari telah menewaskan tiga orang di Kiev dan menyebabkan beberapa orang terluka. Seorang saksi mata menggambarkan kepanikan, “semua orang mulai berteriak dan berlarian” saat puing-puing menghantam sebuah blok apartemen.

Angkatan udara Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 97 dari 147 pesawat tak berawak Rusia yang diluncurkan ke negara itu. Kementerian Pertahanan Rusia, sebaliknya, mengklaim pihaknya menembak jatuh hampir 60 pesawat tak berawak Ukraina dan mengatakan satu orang tewas setelah sebuah mobil terbakar menyusul serangan tersebut.

Menyusul serangan di ibu kota negaranya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan tekanan baru terhadap Rusia. Ini terjadi setelah Kremlin menyatakan mereka selangkah lebih dekat ke pertemuan tatap muka antara Donald Trump dan Vladimir Putin, meskipun seorang juru bicara mengatakan pembicaraan teknis yang “sulit” perlu dilakukan.

Delegasi AS dan Ukraina dijadwalkan bertemu di Arab Saudi pada Minggu, saat Washington berupaya menengahi konflik tersebut. Pertemuan antara AS dan mitranya dari Rusia juga diperkirakan akan berlangsung pada Senin. Presiden Putin telah menolak seruan bersama AS-Ukraina untuk jeda penuh dan segera selama 30 hari, dan hanya mengusulkan penghentian serangan terhadap fasilitas energi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *