Jakarta – Keintiman dalam hubungan asmara seringkali tergerus tanpa disadari oleh hal-hal sepele. Padahal, keintiman merupakan fondasi penting dalam menjaga kelanggengan hubungan.

Ahli hubungan dan terapis seks, Chamin Ajjan, mengungkapkan bahwa keintiman adalah aspek yang sangat berharga dalam setiap hubungan. “Memang terasa manis ketika ada, tetapi tidak esensial. Hal ini terutama berlaku setelah masa bulan madu berlalu. Sebagai terapis seks dan psikoterapis dengan pengalaman lebih dari dua dekade, saya di sini untuk memberi tahu Anda bahwa itu salah,” kata Chamin, Jumat (27/6/2025).

Chamin menambahkan, rusaknya keintiman tidak hanya berdampak pada hubungan dengan pasangan, tetapi juga dapat memengaruhi aspek lain seperti karier, persahabatan, dan kesehatan fisik.

Berikut adalah beberapa faktor yang seringkali menjadi penghambat keintiman dalam hubungan, seperti yang dilansir dari CNBC Make It:

Gawai. Penggunaan gawai yang berlebihan dapat mengganggu koneksi emosional dengan pasangan. Bahkan sekadar melihat notifikasi dapat memutus aliran emosi.

Solusi: Diskusikan dengan pasangan mengenai perasaan masing-masing saat salah satu atau keduanya menggunakan ponsel, laptop, atau gawai lainnya. Tetapkan batasan yang disepakati bersama, seperti zona bebas layar di kamar tidur atau saat makan.

Mantan Kekasih. Keterikatan dengan mantan, baik melalui perbandingan atau belum selesai dengan masa lalu, dapat merusak keintiman.

Solusi: Lakukan introspeksi diri secara jujur. Beri waktu untuk meratapi kehilangan dan merenungkan pelajaran dari hubungan sebelumnya. Pertimbangkan untuk melepaskan kenangan fisik seperti pesan teks, foto, atau hadiah.

Pikiran Negatif. Merasa tidak cukup baik untuk pasangan atau sebaliknya dapat mengganggu hubungan.

Solusi: Perhatikan pikiran-pikiran negatif yang muncul. Tanyakan pada diri sendiri apakah itu fakta atau hanya ketakutan. Cari bukti yang mendukung atau membantah pikiran tersebut.

Respons Terhadap Stres. Reaksi terhadap stres berbeda-beda pada setiap orang. Bagi sebagian orang, stres justru meningkatkan hasrat, sementara bagi yang lain, stres dapat menjadi penghambat.

Solusi: Lacak pola respons Anda terhadap stres. Apakah Anda merasa lebih terbuka atau tertutup saat stres? Bicarakan hal ini dengan pasangan. Misalnya, “Aku sadar ketika aku stres, aku butuh dukungan sebelum bisa bermesraan. Aku hanya sedang kelelahan, bukan tidak mau berdekatan dengan kamu.”

Chamin menekankan bahwa keintiman lebih dari sekadar seks. Momen-momen kecil yang terasa dekat juga sangat berharga. Berpelukan di sofa, berjalan-jalan, atau membicarakan apa yang ada di pikiran dapat mempererat hubungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *