Paris – Sebuah tas Birkin bersejarah, yang pernah menjadi milik mendiang aktris dan penyanyi Jane Birkin, mencetak rekor dunia dalam lelang yang digelar di Paris. Tas ikonik rancangan Hermès ini terjual dengan harga fantastis, mencapai US$10 juta atau setara dengan Rp162 miliar.

Rumah lelang Sotheby’s Paris mengumumkan, harga palu resmi untuk tas tersebut mencapai €7 juta atau sekitar Rp176 miliar pada Rabu (10/7/2025). Angka ini menjadikan tas tangan tersebut sebagai yang termahal yang pernah dilelang di dunia.

Tas yang dirancang khusus pada tahun 1984 ini merupakan prototipe pertama dari seri Birkin, yang kemudian menjadi simbol mode global. Ide pembuatan tas ini muncul ketika Jane Birkin, dalam sebuah penerbangan, mengeluhkan tentang perlunya tas yang dapat memuat semua barang keperluannya sehari-hari.

“Seingat saya, saya menggambarnya di kantong muntah pesawat. Dan [Jean-Louis Dumas] bilang, ‘Akan saya buatkan,'” ungkap Birkin dalam sebuah wawancara dengan Vogue pada tahun 2012.

Tas ini memiliki sejarah panjang, termasuk pernah disumbangkan oleh Birkin pada tahun 1994 untuk mendukung yayasan AIDS Prancis, Association Solidarité Sida. Kemudian, pada tahun 2000, tas ini dibeli oleh seorang kolektor asal Paris bernama Catherine Benier.

Selama 25 tahun terakhir, tas tersebut telah dipamerkan di berbagai museum dan galeri terkemuka, termasuk Victoria & Albert Museum di London, serta showroom Sotheby’s di Paris, Hong Kong, dan New York.Paris – Sebuah tas Birkin istimewa milik mendiang aktris dan penyanyi Jane Birkin mencetak rekor dunia dalam lelang yang digelar di Paris. Tas ikonik rancangan Hermès tersebut terjual dengan harga US$10 juta atau sekitar Rp162 miliar, dengan harga palu resmi mencapai €7 juta (sekitar Rp176 miliar).

Lelang yang diselenggarakan oleh Sotheby’s pada Rabu (10/7/2025) itu, menjadikan tas tangan tersebut sebagai yang termahal yang pernah dilelang di dunia. Tas yang dirancang khusus pada tahun 1984 ini merupakan prototipe pertama Birkin, yang kemudian menjadi ikon mode global.

Ide pembuatan tas ini muncul ketika Jane Birkin dalam sebuah penerbangan mengeluhkan perlunya tas yang dapat memuat barang-barang keperluannya sehari-hari. “Seingat saya, saya menggambarnya di kantong muntah pesawat. Dan [Jean-Louis Dumas] bilang, ‘Akan saya buatkan’,” ungkapnya dalam wawancara dengan Vogue pada 2012.

Tas ini sempat disumbangkan oleh Birkin pada tahun 1994 untuk membantu yayasan AIDS Prancis, Association Solidarité Sida. Kemudian, pada tahun 2000, tas tersebut dibeli oleh seorang kolektor asal Paris, Catherine Benier.

Selama 25 tahun terakhir, tas ini telah dipamerkan di berbagai museum dan galeri, termasuk Victoria & Albert Museum di London, serta showroom Sotheby’s di Paris, Hong Kong, dan New York.

Berbeda dengan Birkin standar yang tersedia untuk umum, tas ini memiliki spesifikasi unik. Tingginya setara dengan Birkin 40, namun lebarnya seukuran Birkin 35, dan dilengkapi dengan tali selempang yang tidak ada dalam produksi massal.

Di bagian depannya juga terdapat cap inisial “J.B.” milik sang ikon, yang menambah nilai historis dan emosional tas tersebut.

Selain bentuknya yang khas, tas ini juga masih menyimpan bekas stiker yang digunakan oleh Jane Birkin, yang meninggal dunia pada 2023, untuk menghias bagian kulit tasnya. Hal ini semakin menambah keaslian dan nilai tak tergantikan dari tas tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *