Jakarta – Meninggal dunia saat sujud dalam salat, video seorang pria di Klaten viral di media sosial dan memicu berbagai spekulasi. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Hermina Depok, dr. Bobby Arfhan Anwar, SpJP(K), memberikan penjelasan terkait hal tersebut.

Menurut dr. Bobby, gerakan salat, termasuk sujud, tidak membahayakan kesehatan jantung maupun otak. “Sistem ini akan mengatur jantung dan pembuluh darah untuk memastikan sirkulasi darah tetap berjalan baik meski posisi tubuh berubah, termasuk saat sujud,” jelas dr. Bobby dalam unggahannya di Instagram @dr.bobbyjantung seperti dikutip pada Jumat (11/7/2025) di Jakarta. Ia menjelaskan bahwa tubuh manusia memiliki sistem baroreseptor yang dirancang untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan posisi tubuh.

Lebih lanjut, dr. Bobby menyampaikan bahwa berbagai penelitian telah membuktikan manfaat kesehatan dari gerakan salat. Manfaat tersebut antara lain meningkatkan aliran darah ke otak sehingga dapat membantu mencegah demensia dan stroke, menurunkan tekanan darah terutama tekanan diastolik dan denyut jantung saat sujud, menjaga elastisitas sendi dan sistem muskuloskeletal, serta menurunkan tingkat stres dan memberikan efek menenangkan pada sistem kardiovaskular.

dr. Bobby mengingatkan bahwa salat adalah ibadah, bukan sekadar olahraga. Ia juga menambahkan bahwa Allah memberikan keringanan bagi umat Islam untuk tetap bisa melaksanakan salat sesuai kemampuan, yaitu dengan duduk, berbaring, bahkan dengan isyarat mata jika diperlukan.

“Itu impian banyak orang. Semoga kita pun diwafatkan dalam kondisi terbaik, dalam ketaatan kepada Allah,” tuturnya. Ia menyampaikan bahwa wafat dalam keadaan sujud adalah hal yang sangat mulia bagi seorang Muslim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *