Jakarta – Penghentian bantuan luar negeri oleh Amerika Serikat (AS) berpotensi memicu krisis kesehatan global. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan lebih dari empat juta kematian terkait AIDS dan enam juta infeksi HIV tambahan akan terjadi di seluruh dunia pada tahun 2029 jika hal ini benar-benar terjadi.

Menurut laporan Euro News, investasi yang dipimpin AS dalam program-program AIDS selama bertahun-tahun telah berhasil menekan angka kematian akibat penyakit tersebut ke titik terendah dalam lebih dari tiga dekade. Program ini juga berperan penting dalam menyediakan obat-obatan penyelamat jiwa bagi penderita AIDS di berbagai negara.

Namun, Badan AIDS (UNAIDS) dalam laporan yang dirilis pada Kamis (10/7) menyebutkan, penarikan dana AS secara tiba-tiba dalam enam bulan terakhir telah mengancam kemajuan yang telah dicapai.

“Gelombang kerugian pendanaan saat ini telah mengacaukan rantai pasokan, menyebabkan penutupan fasilitas kesehatan, membuat ribuan klinik kesehatan kehilangan staf, menghambat program pencegahan, mengganggu upaya pengujian HIV, dan memaksa banyak organisasi masyarakat untuk mengurangi atau menghentikan kegiatan HIV mereka,” demikian pernyataan resmi badan tersebut.

UNAIDS juga menyampaikan kekhawatiran bahwa donor-donor besar lainnya berpotensi mengikuti jejak AS dengan mengurangi bantuan mereka. Selain itu, kerja sama multilateral yang kuat juga terancam akibat konflik, pergeseran geopolitik, dan perubahan iklim.

Hilangnya dana sebesar US$ 4 miliar yang dijanjikan AS untuk respons HIV global pada tahun 2025 terjadi hampir seketika pada Januari lalu. Hal ini dipicu oleh perintah Presiden AS saat itu, Donald Trump, untuk menangguhkan seluruh bantuan asing. Lebih lanjut, Trump juga menutup badan bantuan AS.

Kondisi ini menjadi pukulan telak bagi program-program HIV di sejumlah negara, mengingat pendanaan eksternal menyumbang sekitar 90 persen dari total anggaran program tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *