Jakarta – Skandal yang melibatkan dugaan pemerasan dan hubungan seksual mengguncang kalangan biksu Buddha di Thailand. Dua biksu senior dilaporkan meninggalkan kuil mereka pada Senin lalu setelah dikaitkan dengan skandal tersebut.

Menurut laporan Bangkok Post, Phra Thepatcharaporn, kepala kuil Wat Chujit Thammaram di distrik Wang Noi, Provinsi Ayutthaya, mengundurkan diri dari seluruh jabatannya di hadapan para biksu lain. Polisi dan pejabat Komisi Anti-Korupsi Sektor Publik hadir sebagai saksi dalam pengunduran diri tersebut.

Seorang sumber dari Divisi Anti-Korupsi Biro Investigasi Pusat (CIB) mengatakan, Phra Thepatcharaporn kemudian dibawa polisi ke Bangkok untuk diinterogasi.

Sementara itu, Phra Prariyatthada, asisten kepala kuil Wat Kalayanamitr di distrik Thon Buri, juga dilaporkan meninggalkan kuil di Wat Ban Khai di distrik Ban Khai, provinsi Rayong. Sumber CIB menambahkan, Phra Praiyatthada telah absen dari kuilnya di Bangkok selama beberapa hari terakhir.

Nama kedua biksu tersebut muncul dalam penyelidikan kasus seorang wanita bernama Wilawan Emsawat, yang ditangkap pada Selasa (15/7) di rumahnya di Provinsi Nonthaburi. Wilawan diduga memeras sejumlah biksu setelah memperdaya mereka untuk melakukan hubungan seksual dan merekamnya secara diam-diam.

Euro News melaporkan, Wilawan yang berusia 30 tahun menghadapi sejumlah dakwaan, termasuk pemerasan, pencucian uang, dan menerima barang hasil kejahatan.

Polisi Thailand meyakini Wilawan telah berhubungan seks dengan setidaknya sembilan biksu. Polisi juga mengungkapkan bahwa terdakwa menerima sekitar 385 juta baht (Rp 195 miliar) selama tiga tahun terakhir dari hasil pemerasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *