Jakarta – Tidur telanjang, sebuah pilihan yang kerap diambil sebagian orang untuk mengatasi gerah saat suhu kamar meningkat, ternyata menyimpan sejumlah risiko kesehatan. Para ahli menyarankan untuk menghindari kebiasaan ini dengan beberapa alasan.
Salah satu alasan utama adalah potensi kasur dan seprai menjadi sarang kelembapan. Dr. Audrey Wells, ahli tidur dari ResMed, menjelaskan bahwa piyama memiliki fungsi penting dalam menyerap minyak dan cairan tubuh. “Piyama efektif menyerap minyak dan cairan tubuh, jadi tidur tanpa piyama berarti seprai yang akan mengambil alih tugas itu,” katanya seperti dikutip dari Forbes, Jumat (27/6/2025).
Selain itu, tidur tanpa busana meningkatkan risiko terpapar alergen yang menumpuk di kasur, seperti kotoran, bulu hewan, debu, dan minyak. Piyama berfungsi sebagai lapisan pelindung bagi kulit. Bahan seprai tertentu bahkan dapat memicu ruam dan iritasi, terutama bagi individu dengan kulit sensitif atau eksim.
Dokter bedah, Dr. Anthony Youn, menambahkan alasan lain mengapa tidur telanjang sebaiknya dihindari. Ia menyoroti fakta bahwa rata-rata orang mengeluarkan gas (kentut) sebanyak 15 hingga 25 kali sehari, bahkan saat tidur.
“Rata-rata orang kentut 15 hingga 25 kali sehari, dan ini bisa terjadi saat tidur,” ujar Youn dalam video pendek terbarunya, Jumat (27/6/2025).
“Dan sebuah studi ilmiah membuktikan bahwa setiap kali kentut, Anda menyemprotkan sedikit kotoran. Ini benar, meskipun bukan buang air besar sungguhan. Dan studi yang sama menunjukkan bahwa celana dalam Anda akan menangkap semua partikel ini.” tambahnya.