Jakarta – Masyarakat perlu mewaspadai potensi risiko kanker akibat konsumsi makanan sehari-hari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat hampir 10 juta kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker pada tahun 2022.
WHO mencatat ada hampir 20 juta kasus kanker baru pada tahun 2022. Kanker paru-paru menjadi jenis kanker yang paling umum, diikuti oleh kanker payudara, kolorektal, prostat, dan lambung.
Salah satu faktor risiko kanker adalah gaya hidup, termasuk pola makan. Berdasarkan berbagai penelitian, beberapa makanan dapat meningkatkan risiko kanker tertentu karena mengandung akrilamida.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menjelaskan bahwa akrilamida adalah zat kimia yang terbentuk dalam makanan selama proses memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng, memanggang, dan membakar. “Akrilamida terbentuk terutama dalam makanan nabati yang kaya pati, terutama jika dimasak di atas suhu 120°C,” tulis FDA dalam keterangan resminya, Jumat (27/6/2025).
Meskipun penelitian masih berlangsung, akrilamida diklasifikasikan sebagai karsinogen potensial bagi manusia. Banyak badan kesehatan menyarankan untuk mengurangi konsumsinya.
Berikut adalah beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan kanker karena membentuk kadar akrilamida, seperti dilansir Times of India pada Jumat (27/6/2025):
- Keripik dan Kentang Goreng
Keripik kentang, kentang goreng, dan makanan ringan yang digoreng merupakan salah satu penyebab terbesar. Akrilamida terbentuk ketika gula alami dalam kentang bereaksi dengan asam amino pada suhu tinggi.
Semakin lama dan semakin gelap penggorengan atau pemanggangan, maka semakin tinggi kandungannya. Studi keamanan pangan menunjukkan kadar akrilamida dalam keripik kentang dapat berkisar antara 300 hingga lebih dari 2000 µg/kg, sedangkan kentang goreng dapat berkisar antara 200 hingga 700 µg/kg.
Merebus atau menggoreng dengan udara, dan menghindari proses penggorengan yang berlebihan, dapat membantu menurunkan angka tersebut.
- Biskuit dan Kue Kering Kemasan
Biskuit dan kue kering ini sering dipanggang pada suhu tinggi dan dapat mengandung tidak hanya akrilamida tetapi juga bahan pengawet tambahan dan gula rafinasi. Penelitian menunjukkan kadar akrilamida dalam biskuit dapat berkisar antara 160 hingga 1000 µg/kg, tergantung pada bahan dan metode pemanggangan.
Jika Anda menyukai camilan saat minum teh, pertimbangkan versi yang dipanggang sebentar atau buatan sendiri yang menggunakan tepung gandum utuh dan lebih sedikit gula.
- Roti Panggang dan Roti Kecokelatan
Semakin gelap warna roti panggang, semakin banyak akrilamida yang mungkin ada di dalamnya. Warna cokelat tua itu menandakan pemasakan dengan suhu tinggi, yang meningkatkan pembentukan zat kimia tersebut. Pemanggangan yang lebih terang secara signifikan menurunkan risikonya.
Kadar akrilamida dalam roti panggang dapat berkisar antara 50 hingga 500 µg/kg, dengan roti panggang yang lebih gelap cenderung lebih tinggi. Roti gandum utuh atau multigrain, yang dipanggang dengan lembut, adalah pilihan yang lebih aman dan lebih sehat.
- Kopi
Akrilamida terbentuk selama pemanggangan biji kopi, terutama pada tahap awal. Kopi sangrai ringan hingga sedang sering kali memiliki lebih sedikit akrilamida dibandingkan kopi sangrai gelap.
Menurut data yang dipublikasikan, kopi seduh dapat mengandung 5 hingga 20 µg/L, sedangkan kopi instan dapat mengandung 100 hingga 400 µg/kg dalam bentuk bubuk.
- Sereal Sarapan Kemasan
Corn flakes, wheat crisp, dan sereal lainnya sering dipanggang atau disangrai dengan suhu tinggi. Proses ini menghasilkan akrilamida, terutama pada sereal yang kaya gula dan berwarna kecokelatan.
Penelitian menunjukkan kadar akrilamida dalam produk ini berkisar antara 150 hingga 1200 µg/kg, tergantung pada merek dan cara pengolahannya. Memilih biji-bijian yang dimasak secara tradisional seperti oat, poha, atau daliya dapat menjadi pilihan yang lebih cerdas dan aman.