Jakarta – PT Siloam International Hospitals Tbk menggandeng para seniman untuk meningkatkan kesadaran deteksi dini kanker payudara melalui pameran lelang lukisan “Langkah Merdeka”. Direktur PT Siloam International Hospitals Tbk, David Utama, mengatakan bahwa hasil lelang akan digunakan untuk mendanai program skrining kanker payudara.

Pameran yang digelar pada 26-28 Agustus 2025 di Global Auction, Jakarta, menampilkan 41 lukisan karya 26 pelukis. “Kami ingin memerdekakan perempuan dari kanker payudara,” ujar David saat pembukaan acara. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para pelukis yang telah memadukan karya seni dengan misi kesehatan. “Target lelang Rp300 juta, semua keuntungan akan dikembalikan untuk program skrining,” imbuhnya.

Menurut David, tantangan utama dalam penanganan kanker payudara bukan hanya tingginya prevalensi, tetapi juga rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini. “Dari setiap pemeriksaan yang kami lakukan, hampir 1% terdeteksi kanker payudara. Angka ini cukup tinggi,” ungkapnya. Ia menambahkan, kebanyakan kasus baru terdeteksi saat stadium lanjut, sehingga sulit diobati. “Padahal jika dideteksi dini, tingkat kesembuhannya sangat tinggi,” jelas David.

David juga berbagi pengalaman pribadinya, dimana ia kehilangan ibunya pada tahun 2010 akibat kanker payudara. “Padahal saya waktu itu sudah bekerja di bidang kesehatan, tapi tidak benar-benar paham pentingnya deteksi dini. Orang berpendidikan saja bisa terlambat mengerti, apalagi masyarakat luas,” katanya.

Siloam sendiri telah menjalankan program Selangkah (Semangat Lawan Kanker) sejak 2023, yang fokus pada edukasi dan skrining kanker payudara. Hingga saat ini, lebih dari 40 ribu perempuan telah mendapatkan pemeriksaan gratis melalui mammografi maupun USG. Target jangka menengahnya adalah menjangkau 50 ribu perempuan di seluruh Indonesia.

Lebih lanjut, David menjelaskan bahwa tantangan tidak hanya pada pembiayaan, melainkan juga pada mentalitas masyarakat. “Banyak yang takut periksa. Mereka berpikir lebih baik tidak tahu. Padahal kalau sudah stadium lanjut, pengobatan jauh lebih berat. Edukasi jadi kunci untuk membangun keberanian perempuan,” jelasnya. Ia menambahkan, untuk sekali kegiatan skrining, rumah sakit harus menurunkan tim lengkap seperti dokter, radiolog, hingga alat kesehatan yang tidak murah. “Jadi bukan sekadar gratis, tapi butuh tenaga, biaya, dan dukungan banyak pihak,” tegasnya.

Amelia, salah satu pelukis yang terlibat, mengungkapkan bahwa inspirasinya datang setelah bertemu langsung dengan penyintas kanker payudara. “Saya merasa terhormat bisa ikut serta. Lukisan ini bukan hanya karya seni, tapi juga harapan bagi para penyintas,” ujarnya.

David menilai bahwa perpaduan seni dan kesehatan memberikan makna baru dalam kampanye publik. “Saya seumur hidup belum pernah ikut lelang seni. Tapi kali ini berbeda, karena seniman-seniman dengan hati yang besar ikut mendukung perjuangan melawan kanker,” ucapnya.

Berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN), kasus kanker payudara di Indonesia mencapai lebih dari 65 ribu per tahun, menjadikannya jenis kanker dengan insiden tertinggi. Tingkat kematian pun tinggi karena sebagian besar pasien baru terdiagnosis ketika penyakit sudah memasuki stadium lanjut.

Di momen peringatan 80 tahun kemerdekaan RI, David berharap pesan “Langkah Merdeka” semakin menggaung. “Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah saat perempuan bisa terbebas dari kanker payudara. Ini perjuangan panjang, tapi setiap langkah, sekecil apa pun, bisa menyelamatkan nyawa,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *