Bandung – Guna meningkatkan daya saing lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU) berkolaborasi dengan PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau MR.D.I.Y. Indonesia dalam program Teaching Factory di SMKN 1 Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Program ini menggabungkan pembelajaran di sekolah dengan pengalaman industri nyata.
Program ini, menurut keterangan resmi, merupakan wujud dukungan BIRU dan MR.D.I.Y. Indonesia sebagai perusahaan perlengkapan rumah tangga dalam meningkatkan keterampilan generasi muda.
Inisiatif ini juga berlandaskan semangat Indonesia Emas 2045, yang mempersiapkan generasi muda sebagai agen perubahan dan pemimpin masa depan. Dukungan menyeluruh dari berbagai pihak, terutama dalam memastikan akses dan kualitas pendidikan, diharapkan dapat mengasah potensi serta daya saing generasi muda.
Program Teaching Factory dari BIRU dan MR.D.I.Y. Indonesia meliputi pelatihan penggunaan mesin Computer Numerical Controlled (CNC), peningkatan kapasitas guru, penyediaan ruang produksi melalui alih fungsi kelas, serta dukungan berkelanjutan dari kedua perusahaan.
Palu Alugoro (baja) akan menjadi produk unggulan yang dihasilkan melalui program ini. Alat vital di sektor konstruksi, pertambangan, dan manufaktur ini diproduksi secara kolaboratif dengan prinsip ekonomi sirkular, memanfaatkan material daur ulang untuk menciptakan nilai tambah dan meminimalisir dampak lingkungan. Siswa dan siswi akan mendapatkan pengalaman langsung di dunia industri dan memperoleh sertifikasi resmi.
Chief Executive Officer BIRU, Kanya Stira Sjahrir, menyampaikan bahwa BIRU bersama MR.D.I.Y. Indonesia menegaskan visi untuk memberdayakan generasi muda agar siap menghadapi masa depan, memiliki daya saing global, dan berkontribusi pada pertumbuhan jangka panjang. Ia menilai program Teaching Factory akan menjadi cetak biru kolaborasi industri-pendidikan yang menciptakan keterampilan, produk, dan peluang nyata.
Dengan membekali siswa dan guru dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri, BIRU diyakini akan menyiapkan mereka untuk pekerjaan saat ini dan membentuk fondasi tenaga kerja masa depan.
“Kami harap model ini dapat diperluas secara nasional untuk mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berdampak luas secara berkelanjutan,” ujarnya, Selasa (26/8/2025).
Kerja sama ini juga merupakan wujud komitmen terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), khususnya SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), serta prinsip ekonomi sirkular.
Teaching Factory sendiri merupakan program yang menggabungkan pembelajaran vokasi dengan pengalaman industri nyata selama tiga bulan, yang akan memperkuat keterampilan siswa dan kapasitas guru agar relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Direktur Utama MR.D.I.Y. Indonesia, Edwin Cheah, mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk tumbuh bersama masyarakat Indonesia secara berkelanjutan. MR.D.I.Y. Indonesia percaya bahwa kemajuan generasi muda adalah tanggung jawab bersama. Kolaborasi dengan BIRU merupakan wujud nyata dari komitmen besar MR.D.I.Y. Indonesia dalam membangun bangsa.
“Kolaborasi perdana ini juga bagian dari program besar kami yaitu MR.D.I.Y. Untuk Indonesia. Kami berharap inisiatif positif ini dapat diterima dengan baik oleh SMKN 1 Katapang, Kabupaten Bandung dan membantu untuk memperkuat daya saing lulusan vokasi yang kompeten dan inklusif, sekaligus meningkatkan kesiapan kerja, memperkuat inovasi lokal, serta mendukung inovasi ekonomi yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Edy Purwanto, mengapresiasi inisiatif kolaborasi BIRU dan MR.D.I.Y. Indonesia dalam menghadirkan Teaching Factory di SMKN 1 Katapang. Program ini menjadi langkah nyata dalam mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan relevan sejak dini, sekaligus menjadi model bagi sekolah lain untuk memperkuat hubungan pendidikan dengan dunia industri.
“Dengan dukungan seperti ini, kami optimistis lulusan SMK akan lebih siap bersaing dan berkontribusi bagi pembangunan daerah maupun bangsa,” imbuhnya.
SMKN 1 Katapang dipilih sebagai sekolah implementasi model Teaching Factory karena komitmen kuat terhadap pendidikan vokasi, keterbukaan terhadap kolaborasi dengan industri, serta kesiapan untuk memberdayakan siswa dengan keterampilan yang relevan dan mendorong pertumbuhan inklusif di tingkat lokal.
Plt Kepala SMKN 1 Katapang, Hendra Hermansyah, S.Pd., M.M, menyatakan bahwa SMKN 1 Katapang bangga dipercaya menjadi pionir penerapan program Teaching Factory. Hal ini membuktikan bahwa sekolah di daerah juga bisa menjadi pusat inovasi pendidikan vokasi nasional.
“Harapan kami, keberhasilan program ini dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk berkolaborasi dengan industri dan menciptakan lebih banyak peluang bagi generasi muda di seluruh Indonesia,” kata dia.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya menghadirkan ruang belajar baru, tetapi juga membuka jalan bagi generasi muda Indonesia untuk bermimpi lebih besar dan melangkah lebih jauh. BIRU dan MR.D.I.Y. Indonesia yakin bahwa setiap inisiatif positif dalam bidang pendidikan vokasi adalah wujud dukungan untuk masa depan bangsa.