Jakarta – Teh hijau, minuman yang dikenal luas di Indonesia karena kandungan antioksidan dan manfaat kesehatannya, ternyata tidak cocok untuk semua orang. Meskipun populer dan menawarkan berbagai manfaat, konsumsi teh hijau perlu diperhatikan, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
Teh hijau mengandung kafein, katekin, dan tanin, senyawa yang dapat memberikan efek positif dan negatif pada tubuh. Kafein dapat meningkatkan energi, namun juga memicu kecemasan dan gangguan tidur pada individu sensitif. Tanin dapat mengiritasi lambung dan menghambat penyerapan zat besi, sementara katekin dalam jumlah besar dapat memengaruhi kesehatan hati.
Menurut laporan Times of India, terdapat enam tipe orang yang sebaiknya menghindari atau membatasi konsumsi teh hijau.
Pertama, individu dengan sensitivitas lambung atau refluks asam. Teh hijau dapat meningkatkan produksi asam lambung akibat kandungan taninnya, memicu rasa tidak nyaman, kembung, atau memperparah refluks asam dan tukak lambung, terutama saat dikonsumsi saat perut kosong.
Kedua, orang dengan defisiensi zat besi atau anemia. Teh hijau dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme, yang ditemukan dalam makanan nabati, telur, dan produk susu.
Ketiga, wanita hamil dan menyusui. Konsumsi teh hijau berlebihan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran dan memengaruhi perkembangan bayi. Katekin dapat mengganggu penyerapan asam folat, dan kafein dapat masuk ke dalam ASI, menyebabkan stimulasi berlebihan pada bayi. Para ahli menyarankan untuk membatasi asupan tidak lebih dari dua cangkir sehari selama periode ini.
Keempat, individu yang sensitif terhadap kafein. Gejala seperti gelisah, detak jantung cepat, dan gemetar dapat muncul bahkan dengan konsumsi kafein dalam jumlah kecil.
Kelima, anak-anak. Teh hijau tidak dianjurkan untuk anak-anak karena kandungan kafeinnya dapat merangsang sistem saraf mereka secara berlebihan, sementara tanin dapat menghambat penyerapan nutrisi penting.
Keenam, orang dengan kondisi kesehatan tertentu. Teh hijau dapat memperburuk gejala pada mereka yang memiliki gangguan kecemasan, gangguan pendarahan, masalah irama jantung, atau diabetes. Penderita sindrom iritasi usus, glaukoma, penyakit hati, dan osteoporosis juga harus berhati-hati.
Meskipun teh hijau menawarkan manfaat seperti peningkatan metabolisme dan kesehatan jantung, efek samping seperti sakit kepala, gelisah, masalah pencernaan, dan gangguan tidur dapat terjadi, terutama jika dikonsumsi berlebihan atau saat perut kosong. Interaksi negatif dengan obat stimulan juga perlu diwaspadai.
Untuk menikmati teh hijau dengan aman, disarankan untuk membatasi konsumsi hingga 2-3 cangkir sehari, membiarkan teh dingin sebelum diminum, dan menghindari konsumsi bersama makanan kaya zat besi. Konsultasi dengan dokter selalu dianjurkan bagi wanita hamil, menyusui, atau individu dengan kondisi medis tertentu.