Jakarta – Kematian mendadak saat berolahraga, khususnya lari, menjadi perhatian serius di kalangan masyarakat. Kejadian tragis ini seringkali menimpa individu yang tampak sehat dan bugar.

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Dr.dr. Basuni Radi, Sp.JP (K), menjelaskan bahwa kematian mendadak tidak hanya terjadi saat berlari, tetapi juga pada aktivitas fisik dengan intensitas tinggi. “Sebenarnya tidak hanya berlari tetapi seseorang bisa meninggal mendadak pada aktivitas atau olahraga yang intensitasnya tinggi,” ujarnya seperti dikutip dari akun Instagram Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jumat (8/8/2025).

Menurut Dr.dr. Basuni Radi, penyebab utama kematian mendadak saat berolahraga seringkali terkait dengan kondisi jantung yang tidak terdiagnosis, termasuk kelainan bawaan pada otot jantung. “Namun, salah satu faktornya yakni kelainan bawaan dalam bentuk otot jantungnya yang abnormal,” imbuhnya.

Selain kelainan jantung bawaan, faktor lain yang berkontribusi adalah irama jantung yang tidak normal dan penyakit jantung koroner. Kondisi lingkungan seperti cuaca ekstrem, kekurangan kalori, cairan, atau elektrolit juga dapat meningkatkan risiko.

Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah kencing manis, darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, dan obesitas.

Untuk mencegah kejadian tragis ini, Dr.dr. Basuni Radi menekankan pentingnya mengenali gejala seperti sesak napas, jantung berdebar, atau perasaan ingin pingsan saat berolahraga. “Lakukan pemeriksaan agar olahraga yang dilakukan akan bermanfaat dan selamat,” pungkasnya. Ia menyarankan agar segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keluhan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *