Jakarta – Penggunaan kosmetik pada anak-anak, khususnya mainan kosmetik, memicu kekhawatiran di kalangan ahli kesehatan. Dokter spesialis kulit mengingatkan orang tua akan bahaya kandungan bahan kimia yang dapat diserap kulit anak yang lebih tipis dan rentan.
Dr.dr. Fitria Agustina, Sp.DVE,FINSDV, FAADV, dokter spesialis kulit, menjelaskan bahwa kulit anak-anak, terutama usia bayi hingga pra-remaja, memiliki perbedaan signifikan dibandingkan kulit orang dewasa. “Kulit anak 5 kali lebih tipis dari dewasa dan fungsi perlindungannya belum sempurna. Hal ini menyebabkan zat berbahaya lebih cepat dan lebih banyak terserap,” ungkapnya dalam webinar yang diselenggarakan BPOM secara daring dan luring di Jakarta, Senin (21/7/2025).
Menurut dr. Fitria, paparan bahan kimia dalam kosmetik dapat menyebabkan reaksi negatif pada kulit anak, seperti ruam, iritasi, hingga dermatitis kontak. Ia menambahkan, bahan kimia seperti paraben berlebih, logam berat, dan pewarna sintetik berpotensi memengaruhi sistem hormon anak, termasuk hormon pertumbuhan. “Beberapa anak bahkan bisa mengalami gangguan endokrin akibat bahan kimia yang terserap melalui kulit atau tertelan,” jelasnya.
Maraknya tren penggunaan makeup pada anak-anak yang sering ditampilkan di media sosial seperti TikTok juga menjadi perhatian. Fitria menilai, hal ini dapat meningkatkan paparan anak terhadap produk kosmetik dewasa atau mainan kosmetik tanpa pengawasan yang memadai.
Fitria menegaskan, kosmetik anak harus aman dan sesuai dengan usia anak. Ia menyarankan untuk menghindari bahan berbahaya seperti merkuri, hidroquinone, phthalates, formaldehyde, serta pewangi dan pewarna berlebihan. Meski paraben masih diperbolehkan dalam jumlah terbatas, penggunaannya harus tetap dalam batas aman, yaitu tidak lebih dari 0,8% untuk methyl paraben. “Jika bahan kosmetik saja bisa memicu gangguan hormon, maka pertumbuhan anak pun bisa terhambat. Jangan sampai kesenangan sesaat menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari,” imbuhnya.
Guna memilih kosmetik anak yang aman, dr. Fitria memberikan sejumlah tips kepada orang tua. Pertama, pilih produk berlabel khusus anak, hypoallergenic, dan memiliki nomor notifikasi BPOM. Kedua, hindari kosmetik dengan warna atau aroma menyolok, terutama yang dijual di toko online tidak resmi. Ketiga, gunakan kosmetik sesederhana mungkin, seperti sabun lembut dan sunscreen fisik untuk anak usia di atas 6 bulan, yang berfungsi membersihkan, melembapkan, dan melindungi kulit. Terakhir, hindari penggunaan kosmetik dewasa pada anak, meski hanya sesekali.
Fitria juga mengajak orang tua untuk aktif mengedukasi anak-anak, termasuk remaja, agar tidak sembarangan membeli atau memakai kosmetik hanya karena ikut-ikutan tren. “Jangan hanya konsumtif, tapi ajari anak-anak untuk menjadi konsumen yang cerdas,” pungkasnya pada Senin (21/7/2025).