Jakarta – Penggunaan gas air mata oleh aparat dalam membubarkan massa aksi demonstrasi menyimpan potensi bahaya serius bagi kesehatan. Meskipun disebut “gas,” substansi ini sebenarnya adalah bubuk bertekanan yang menghasilkan kabut.

Berdasarkan laporan Medical News Today, Jumat (27/6/2025), gas air mata awalnya dikembangkan sebagai senjata kimia untuk keperluan militer, namun kini dilarang dalam peperangan. Aparat kepolisian dan militer umumnya menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan atau menghentikan pergerakan massa dalam aksi protes.

Paparan gas air mata, terutama di ruang tertutup atau dalam jumlah besar, dapat memicu masalah kesehatan serius. Glaukoma, kebutaan, luka bakar kimia, dan gagal napas adalah beberapa risiko yang mungkin timbul.

Sebuah studi yang berlangsung selama 25 tahun hingga 2017 meneliti dampak gas air mata terhadap tubuh. Hasilnya menunjukkan bahwa bahan kimia dan tabung yang digunakan untuk melepaskan gas air mata dapat menyebabkan cedera parah, cacat permanen, bahkan kematian.

Studi tersebut mencatat dua kasus kematian dari 5.910 orang yang terlibat. Satu kasus disebabkan oleh pelepasan gas air mata di dalam rumah yang menyebabkan gagal napas, sementara kasus lainnya disebabkan oleh benturan tabung gas air mata yang mengakibatkan cedera kepala fatal.

Selain itu, 58 orang dalam studi tersebut melaporkan mengalami cacat permanen setelah terpapar gas air mata. Kecacatan tersebut meliputi masalah pernapasan, gangguan kesehatan mental, kebutaan, cedera otak, kehilangan fungsi anggota tubuh, amputasi, dan masalah kulit.

Orang dengan kondisi pernapasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala serius setelah terpapar gas air mata. Bahkan, ada risiko yang dapat menyebabkan seseorang berhenti bernapas.

Risiko cedera akibat gas air mata juga lebih tinggi di dalam ruangan karena gas yang terperangkap dapat meningkatkan paparan terhadap bahan kimia tersebut.

Langkah-langkah penanganan jika terpapar gas air mata meliputi segera meninggalkan gedung jika berada di dalam ruangan, mencari udara segar, dan mencoba mencari tempat yang lebih tinggi.

Pakaian yang terkontaminasi harus segera dilepas tanpa menariknya ke atas kepala. Muka dan tubuh harus dicuci dengan sabun lembut dan air untuk menghilangkan bahan kimia. Kacamata atau perhiasan juga harus dicuci sebelum digunakan kembali.

Jika mata terasa perih atau berair, bilas dengan air bersih selama 10-15 menit. Lensa kontak juga harus dilepas untuk mencegah kerusakan mata lebih lanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *