Jakarta – Gaya hidup yang kurang sehat, seperti konsumsi berlebihan minuman manis kekinian, dapat meningkatkan risiko diabetes pada usia muda. Dokter mengingatkan pentingnya mengenali ciri-ciri diabetes sejak dini dan melakukan pemantauan kadar gula darah secara berkala.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Kuningan, dr. Roy Panusunan Sibarani, Sp.PD-KEMD, FES, mengungkapkan bahwa usia muda juga rentan terhadap prediabetes. “Kadar gula darah puasa pada fase prediabetes berkisar antara 100-125 mg/dL, sementara kadar normalnya adalah 70-90 mg/dL,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7/2025).
Prediabetes, lanjutnya, belum dapat dikategorikan sebagai diabetes, namun memiliki potensi untuk berkembang menjadi diabetes tipe 2. Seseorang didiagnosis diabetes apabila kadar gula darah puasanya melebihi 126 mg/dL.
Lebih lanjut, dr. Roy menjelaskan ciri-ciri awal diabetes. “Ciri awalnya adalah mudah merasa lapar dan lelah, yang disebabkan oleh kekurangan insulin atau insulin yang tidak bekerja optimal dalam menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi energi,” ujarnya.
Selain itu, ciri lainnya adalah sering buang air kecil akibat tingginya kadar gula yang menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak cairan. Kondisi ini juga menyebabkan penderita sering merasa haus dan mulut kering.
“Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas juga menjadi salah satu ciri, karena tubuh tidak dapat menyerap energi dengan baik dan membakar otot serta lemak sebagai sumber energi pengganti,” imbuhnya.
Dr. Roy juga menyoroti dampak diabetes pada penglihatan. “Penglihatan kabur dapat terjadi akibat perubahan kadar cairan dalam tubuh yang menyebabkan lensa mata membengkak dan mengubah bentuknya,” terangnya. Komplikasi jangka panjang pada retina, yang dikenal sebagai retinopati diabetik, bahkan dapat menyebabkan kebutaan.
Ciri terakhir yang disebutkan adalah kesemutan, yang disebabkan oleh kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tinggi. “Kondisi ini dapat menyebabkan rasa kesemutan, mati rasa, rasa panas atau terbakar, hingga nyeri tajam seperti tertusuk, yang disebut juga neuropati diabetik,” jelasnya. Kerusakan saraf juga dapat menghilangkan sensasi dan kemampuan merasakan sakit atau suhu, sehingga meningkatkan risiko luka yang tidak disadari.
Menanggapi gejala-gejala tersebut, dr. Roy menyarankan untuk segera mendeteksi risiko diabetes secara gratis di Sugar Clinic Mayapada Hospital Kuningan. Layanan yang tersedia meliputi skrining risiko pradiabetes atau diabetes dengan bantuan Artificial Intelligence (AI), pemeriksaan gula darah, konsultasi dokter, manajemen diabetes yang menyeluruh, hingga pendampingan gaya hidup sehat.
Layanan Sugar Clinic juga dapat diakses di unit Mayapada Hospital Jakarta Selatan (Lebak Bulus), Tangerang, Surabaya, dan Bandung. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui call center 150770 atau aplikasi MyCare.
Selain itu, penerapan gaya hidup sehat dapat dipantau melalui fitur Personal Health di MyCare yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk menghitung detak jantung, langkah kaki, jumlah kalori terbakar, dan BMI.