Jakarta – Hubungan mertua dan menantu seringkali menjadi tantangan tersendiri dalam kehidupan pernikahan. Penulis John Daum dari First Things First memberikan pandangan mengenai cara menghadapi situasi ini.

Daum menjelaskan bahwa hubungan mertua dan menantu memiliki karakteristik unik dan kompleks. “Mereka mungkin sama bingungnya dengan Anda,” kata Daum mengenai kecanggungan yang sering dirasakan kedua belah pihak.

Menurut Daum, ada beberapa alasan mengapa hubungan ini unik, diantaranya adalah hubungan ini tidak terbentuk secara alami, pertemuan terjadi di usia dewasa tanpa kedekatan sebelumnya, ada pihak ketiga (pasangan) sebagai jembatan, dan hubungan ini otomatis dianggap “penting” tanpa proses keakraban yang panjang.

Daum menyarankan untuk mengelola ekspektasi sebagai kunci utama. Ia merekomendasikan untuk melakukan “mental gymnastics” atau mengingatkan diri sendiri bahwa hubungan mertua memang berbeda. “Fokuslah untuk tetap ramah, sopan, dan diplomatis. Jangan berharap semuanya langsung akrab,” ungkapnya.

Daum menekankan pentingnya pasangan memprioritaskan pernikahan mereka. Langkah-langkah yang bisa diambil termasuk menantu menghadapi orang tua sendiri, pasangan tampil sebagai tim, melindungi pasangan dari ucapan atau perlakuan yang merugikan, tidak membagikan masalah rumah tangga secara detail, dan membuat keputusan berdasarkan kebutuhan bersama.

Selain itu, Daum juga menyarankan untuk menetapkan batasan yang jelas. “Batasan yang sehat membantu mencegah campur tangan berlebihan, melindungi privasi, serta menghindari rasa bersalah yang sering ditimbulkan pihak ketiga,” tulis Daum.

Komunikasi terbuka antar pasangan juga sangat penting. Daum memberikan contoh percakapan yang bisa dilakukan, seperti “Aku merasa begini, apakah aku salah menafsirkan sikap orang tuamu?”, “Menurutmu, apa yang bisa aku lakukan agar hubungan lebih baik dengan mereka?”, dan “Situasi ini membuatku tidak nyaman. Bagaimana kalau kita hadapi bersama?”. Menurutnya, percakapan ini bertujuan mencari solusi bersama, bukan menyerang mertua.

Daum mengingatkan bahwa tidak semua mertua akan sepenuhnya menerima menantu, meski sudah ada usaha. Oleh karena itu, penting untuk tetap berpikir positif, menjaga martabat, dan fokus pada keharmonisan rumah tangga. “Jangan biarkan dinamika tiga pihak ini merusak hubungan Anda. Anda dan pasangan memiliki kendali penuh atas bagaimana situasi berkembang,” tulisnya pada Jumat (27/6/2025).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *