Jakarta – Gangguan pencernaan seperti asam lambung dapat dipicu oleh pola makan yang tidak tepat dan pemilihan makanan yang kurang bersahabat bagi lambung. Penyakit asam lambung dapat muncul secara tiba-tiba, menyebabkan nyeri di ulu hati, mual, hingga muntah.
Untuk mencegah naiknya asam lambung, ada beberapa jenis makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari. Berikut daftar lengkapnya, seperti dilansir dari Eat This Not That pada Jumat (27/6/2025):
- Makanan yang Digoreng
Makanan yang digoreng memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna, memaksa lambung memproduksi lebih banyak asam. Selain itu, makanan berlemak tinggi memicu pelepasan garam empedu dan hormon kolesistokinin, yang dapat merelaksasi sfingter esofagus bagian bawah (LES), sehingga asam lebih mudah naik ke esofagus. Hindari ayam goreng, kentang goreng, dan steak mozzarella untuk mengurangi refluks.
- Jeruk
Buah jeruk kaya akan kalium, vitamin C, dan serat, yang baik untuk kesehatan. Namun, bagi penderita asam lambung atau GERD, jeruk dapat menyebabkan masalah. Kandungan asam dalam jeruk dapat memicu produksi asam lambung berlebih. Sebaiknya hindari lemon, jeruk nipis, jeruk, dan jeruk bali saat refluks kambuh.
- Cokelat
Cokelat memiliki manfaat kesehatan, namun konsumsi berlebihan dapat memicu atau memperburuk gejala asam lambung. Cokelat dapat melemaskan otot di katup kerongkongan, memicu naiknya makanan dan isi lambung, sehingga menyebabkan sensasi perih atau panas di dada dan leher.
- Minuman Bersoda
Minuman bersoda dapat menyebabkan kembung, yang membuat perut membesar dan memberi tekanan pada LES. Tekanan ini dapat menyebabkan kebocoran asam yang lebih besar.
- Kopi
Kafein dalam kopi dapat merangsang produksi asam lambung berlebih, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Selain kopi, kurangi juga konsumsi teh yang mengandung kafein.
- Alkohol
Alkohol dapat menghasilkan gas berlebih di lambung, menyebabkan kembung, heartburn, dan refluks asam lambung.
- Makanan Pedas
Makanan pedas harus dihindari oleh penderita maag dan masalah asam lambung. Studi tahun 2020 menunjukkan bahwa makanan pedas adalah pemicu paling umum dalam survei terhadap 100 pasien GERD, dengan 62% menyebutkannya sebagai pemicu utama.
- Camilan Ultra-Olahan
Makanan ultra-olahan mengandung banyak zat aditif, pemanis, dan pewarna buatan. Meskipun tidak ada penelitian langsung yang menghubungkan makanan ini dengan refluks, penelitian menemukan bahwa pola makan tinggi lemak, garam, dan rempah-rempah (yang sering ditemukan dalam camilan ultra-olahan) dikaitkan dengan peningkatan risiko GERD.
- Tomat
Asam malat dan asam sitrat dalam tomat mendorong lambung untuk memproduksi lebih banyak asam, meningkatkan kemungkinan refluks. Selain tomat segar, makanan berbahan dasar tomat seperti saus tomat, tomat kalengan, dan saus spageti dapat memperburuk gejala GERD.
- Teh Peppermint
Teh peppermint dikenal sebagai obat pencernaan karena menenangkan usus. Namun, teh peppermint dapat memperburuk refluks asam karena dapat menenangkan LES hingga rileks, memungkinkan asam masuk ke kerongkongan. Sebagai gantinya, cobalah teh kamomil atau jahe.
- Jus
Sama seperti buah jeruk dan tomat, jusnya juga dapat memicu produksi asam. Jus jeruk asam, jus tomat, atau jus jeruk bali dapat memicu naiknya asam lambung.
- Daging Berlemak
Makanan tinggi lemak membutuhkan waktu lama untuk dicerna, memaksa sistem pencernaan bekerja lebih keras dan menghasilkan lebih banyak asam. Ini termasuk daging berlemak seperti iga, ayam dengan kulit, atau daging sapi dengan banyak lemak.
- Pizza
Pizza dapat menjadi ancaman tiga kali lipat bagi GERD karena saus tomat asam, topping daging berlemak, dan kulit asin. Buatlah pizza yang lebih ramah asam di rumah dengan kulit rendah sodium, saus putih atau minyak zaitun, dan topping protein rendah lemak.