Jakarta – Kanker payudara masih menjadi momok kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Data tahun 2020 mencatat 65.858 kasus baru, atau sekitar 16,6% dari total kasus kanker baru di Indonesia. Ironisnya, banyak pasien datang berobat saat stadium sudah lanjut.

Dokter bedah payudara dari Solis Breast Care & Surgery Centre Singapore, dr. Tang Siau-Wei, mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat akan gejala awal kanker payudara masih rendah. “Banyak dari pasien kami datang dengan kondisi yang sudah masuk stadium 2 dan 3. Ketika mereka merasa ada keanehan atau tidak nyaman, baru datang dan akhirnya tahu sudah parah,” ujar dr. Tang kepada awak media di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Padahal, menurut dr. Tang, ada beberapa gejala awal yang bisa diwaspadai, salah satunya adalah munculnya benjolan sekecil biji kacang. Berikut adalah beberapa gejala awal kanker payudara yang perlu diperhatikan:

Muncul benjolan di payudara atau ketiak, yang bisa terasa nyeri atau tidak.
Rasa nyeri pada payudara.
Perubahan pada puting, seperti tertarik ke dalam.
Perubahan kondisi kulit di area payudara, seperti kemerahan, menebal, atau terasa gatal.
* Puting mengeluarkan cairan, baik berupa darah atau cairan lainnya.

Hingga saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat dikenali, seperti meningkatnya hormon esterogen dalam tubuh.

Untuk pencegahan, dr. Tang menyarankan agar setiap individu melakukan olahraga rutin, membatasi konsumsi makanan olahan dan sumber lemak jenuh, serta memperbanyak konsumsi makanan sehat. Selain itu, pemeriksaan payudara secara mandiri atau oleh dokter secara rutin, terutama bagi wanita yang memasuki usia 40 tahun, sangat penting dilakukan. “Pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi kanker payudara sejak dini, sehingga peluang kesembuhan lebih besar,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *