JAKARTA – Peran ibu dalam membentuk pandangan anak tentang cinta dan hubungan asmara sangat fundamental. Di Hari Perempuan Internasional ini, kita diingatkan bahwa nasihat ibu bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan fondasi utama yang memengaruhi perjalanan romansa seseorang di masa depan.

Sejak dini, seorang ibu memberikan kasih sayang sekaligus mengajarkan nilai-nilai kehidupan, termasuk soal hubungan asmara. Namun, sejauh mana nasihat ibu memengaruhi masa depan cinta anaknya? Apakah ibu selalu menjadi contoh terbaik, atau justru pengalaman pribadi yang lebih menentukan cara seseorang menjalin hubungan?

Pengamat hubungan, Tiyarman Gulo, menegaskan, “Pengaruh ibu sangat besar dalam membentuk pandangan anak tentang cinta, nasihat yang diberikan, serta cara ibu menasihati tanpa melanggar privasi.” Pernyataan ini menggarisbawahi sentralnya figur ibu.

Ibu kerap menjadi guru pertama bagi anak perempuan dalam urusan hati. Cara ibu memperlakukan pasangan, mengatasi konflik, dan menunjukkan kasih sayang, secara langsung menjadi contoh nyata. Banyak yang percaya, sosok ibu mencerminkan bagaimana seorang anak akan menjalani hubungan asmaranya kelak.

Jika ibu memiliki hubungan yang harmonis dan penuh kasih dengan pasangannya, besar kemungkinan anak akan meniru pola tersebut. Sebaliknya, bila ibu mengalami hubungan yang kurang sehat atau penuh konflik, anak bisa mengambil pelajaran darinya—baik untuk menghindari kesalahan serupa atau tanpa sadar mengulanginya.

Nasihat ibu tentang cinta bervariasi, namun beberapa tema selalu relevan dan membekas:

Cintai diri sendiri dulu sebelum mencintai orang lain.” Ibu ingin anaknya memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak boleh bergantung sepenuhnya pada pasangan. Mencintai diri sendiri berarti memahami nilai dan harga diri, sehingga tidak mudah terjebak dalam hubungan toksik.

Jangan buru-buru memilih pasangan.” Banyak ibu menekankan bahwa mengenal seseorang butuh waktu. Jangan sampai karena ingin segera memiliki pasangan, seseorang terburu-buru memilih tanpa mempertimbangkan kecocokan jangka panjang.

Komunikasi adalah kunci.” Masalah dalam hubungan seringkali muncul bukan karena perbedaan, melainkan karena kurangnya komunikasi yang baik. Ibu selalu mengingatkan bahwa berbicara jujur dan terbuka dengan pasangan adalah cara terbaik menjaga hubungan tetap sehat.

Jangan takut untuk pergi jika tidak dihargai.” Ini adalah nasihat krusial yang sering diberikan ibu kepada anak perempuannya. Jika dalam sebuah hubungan seseorang tidak dihargai, lebih baik pergi daripada bertahan dalam ketidakbahagiaan.

Jangan terlalu bergantung pada pasangan.” Ibu juga mengajarkan bahwa hubungan yang sehat adalah hubungan di mana kedua belah pihak bisa berdiri sendiri tanpa terlalu bergantung satu sama lain. Ketergantungan berlebihan bisa membuat seseorang kehilangan identitas dan kebahagiaan pribadinya.

Hargai dirimu sendiri dan jangan ragu menetapkan batasan.” Dalam menjalin hubungan, penting bagi seseorang untuk memiliki batasan yang sehat. Jangan biarkan siapapun melanggar batasan yang telah ditetapkan demi menjaga harga diri dan kesejahteraan emosional.

Meski pengaruh ibu sangat kuat, pengalaman pribadi tetap menjadi guru terbaik. Tidak semua anak meniru apa yang mereka lihat dari ibunya. Beberapa justru belajar lebih banyak dari pengalaman pribadi mereka sendiri.

Ada anak yang justru memilih jalan sendiri karena melihat ibunya mengalami hubungan yang tidak ideal. Sebaliknya, ada pula yang tanpa sadar mengikuti jejak ibunya. Pengalaman pribadi, lingkungan sosial, pergaulan, teman, media sosial, dan berbagai pengalaman hidup, semuanya turut membentuk cara pandang seseorang tentang hubungan asmara.

Sebagai ibu, keinginan melindungi anak dari patah hati dan hubungan buruk adalah wajar. Namun, campur tangan berlebihan bisa membuat anak merasa terkekang. Berikut adalah beberapa cara ibu bisa menasihati tanpa melanggar privasi anak:

Menjadi pendengar yang baik. Daripada langsung memberi nasihat, ibu bisa mendengarkan keluh kesah anaknya terlebih dahulu. Dengan begitu, anak akan lebih terbuka tanpa merasa dihakimi.

Menceritakan pengalaman pribadi sebagai pelajaran. Daripada melarang atau menggurui, ibu bisa berbagi cerita tentang masa mudanya dalam menghadapi cinta dan hubungan asmara.

Memberikan kebebasan untuk memilih. Anak harus diberikan ruang untuk menentukan sendiri pilihan asmaranya. Jika ibu terus ikut campur, anak mungkin justru akan menjauh dan tidak lagi terbuka.

Mengajarkan tentang pentingnya kesehatan emosional dalam hubungan. Ibu bisa memberikan pemahaman bahwa hubungan yang sehat adalah hubungan yang membangun, bukan yang menguras emosi dan tenaga.

Menjadi role model yang baik. Anak-anak belajar dengan mencontoh. Jika seorang ibu ingin anaknya memiliki hubungan yang sehat, maka ibu juga harus menunjukkan hubungan yang baik dalam kehidupannya sendiri.

Cinta seorang ibu bukan hanya tentang nasihat dan pelajaran yang diberikan, tetapi juga tentang bagaimana seorang ibu mencintai anaknya dengan cara yang paling tulus. Entah melalui kata-kata, tindakan, atau sekadar pelukan hangat di saat anaknya merasa rapuh, cinta ibu selalu menjadi fondasi yang kuat dalam perjalanan hidup seorang anak.

Pada akhirnya, perpaduan nasihat ibu dan pengalaman pribadi membentuk pemahaman seseorang tentang cinta sejati. Yang terpenting, setiap anak perlu menyadari bahwa cinta sejati adalah yang memberikan kebahagiaan, baik kepada diri sendiri maupun kepada pasangan. Di Hari Perempuan Internasional ini, mari kenang kembali setiap pelajaran berharga dari ibu kita, dan bagaimana cinta mereka membentuk kita hingga saat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *