Jakarta – Pemerintah berupaya meningkatkan kesehatan gigi masyarakat dengan memprioritaskan program kesehatan gigi di seluruh Indonesia. Hal ini menyusul temuan masalah kesehatan gigi yang tinggi berdasarkan data cek kesehatan gratis.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, masalah gigi menjadi yang paling tinggi di semua kelompok usia, mulai dari balita hingga lansia. Hal itu ia sampaikan dalam acara Health Summit 2025 di 25Hours Hotel Jakarta, Rabu (13/8/2025).

“Mulai dari balita, anak sekolah, dewasa, dan lansia, masalah paling tinggi adalah gigi,” ungkap Budi.

Menurut Budi, tingginya masalah gigi disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, kurangnya pemeriksaan gigi karena banyak orang takut ke dokter gigi. Kedua, jumlah dokter gigi yang masih terbatas.

“Ada 4 ribu (puskesmas) enggak punya dokter gigi,” ujarnya.

Budi menambahkan, masalah kesehatan gigi paling banyak terjadi pada anak-anak. Sementara itu, banyak lansia di atas 60 tahun memiliki gigi kurang dari 20, padahal seharusnya memiliki 20 atau 22 gigi.

Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kesehatan berencana membagikan alat-alat kesehatan gigi ke 10 ribu puskesmas, termasuk dental chair dan rontgen gigi. Dengan demikian, masalah gigi seperti scaling, karies (gigi berlubang), hingga perawatan akar gigi dapat ditangani di puskesmas tanpa harus dirujuk ke rumah sakit.

“Jadi, masalah-masalah gusi, masalah akar yang sederhana, nanti akan kita bagi ke puskesmas, tambahan alatnya yang nanti kita akan lakukan adalah X-ray yang kecil,” jelasnya.

Menkes juga mengklaim telah berkoordinasi dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) terkait kompetensi dokter gigi. Menurutnya, kompetensi dokter gigi sudah ada dan hanya perlu dilatih ulang agar mampu melakukan perawatan atas berbagai masalah gigi. “Tapi melihat masalah yang tinggi, itu jadi prioritas juga,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *