Jakarta – Kenaikan biaya pendidikan dan tren perlengkapan sekolah di kalangan anak-anak, membuat para orang tua harus merogoh kocek lebih dalam di tahun ajaran baru ini. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan tekanan finansial yang semakin besar bagi keluarga.
Tangerang – Annisa Pancaputri, seorang ibu asal Tangerang, mengungkapkan mahalnya biaya pendidikan anaknya. Ia menuturkan, salah satu anaknya yang bersekolah di SD Sinar Cendekia Islamic School dikenakan biaya SPP Rp1,6 juta per bulan. Sementara anak keduanya yang baru masuk TK di sekolah yang sama, dikenakan biaya Rp800 ribu per bulan.
Annisa mengaku sempat melakukan survei ke sejumlah sekolah swasta, termasuk Sekolah Insan Cendekia yang mematok SPP tahunan sebesar Rp62 juta atau sekitar Rp5 juta per bulan. Biaya ini hampir setara dengan Upah Minimum Regional (UMR) wilayah Jakarta.
“Kalau bisa, sekolah bagus ya pengennya di swasta. Tapi konsekuensinya ya harus siap dana lebih besar,” ujar Annisa, Jumat (27/6/2025).
Meskipun pemerintah menyediakan opsi sekolah negeri tanpa biaya SPP, sebagian orang tua tetap memilih sekolah swasta karena menilai kurikulum dan pengajarannya lebih unggul. Namun, konsekuensinya adalah biaya yang lebih besar yang harus diantisipasi jauh-jauh hari.
Selain biaya SPP, Prita juga menyoroti komponen biaya lain yang kini menjadi pertimbangan orang tua, yaitu gadget untuk mendukung kegiatan belajar anak. “Anakku meminta iPad, karena selain untuk menunjang aktivitas belajar di sekolah, juga untuk menyalurkan hobinya menggambar,” kata Prita.
Prita mengaku telah menghabiskan lebih dari Rp 7 juta untuk memenuhi kebutuhan gadget anaknya tersebut.
Survei Credit Karma yang dikutip CNBC Make It menunjukkan, tren perlengkapan sekolah di kalangan anak-anak juga dipengaruhi oleh media sosial. Mulai dari boneka gantungan tas seperti Labubu dan Jellycat, hingga tumbler merek Stanley dan Owala.
Sebanyak 58% orang tua mengaku anak-anak mereka meminta pakaian dan aksesori tertentu, 55% minta sepatu kets bermerek seperti Nike atau Adidas, dan 43% menginginkan perangkat elektronik seperti iPad atau AirPods. Sementara 37% anak-anak minta botol minum bermerek, dan 32% ingin aksesori ransel yang sedang tren.
Di Amerika Serikat, harga Adidas Sambas bisa mencapai US$ 80 (sekitar Rp1,3 juta), sementara tumbler Stanley dibanderol mulai dari US$ 30 (sekitar Rp500 ribu). Di sisi lain, harga alat tulis biasa pun mengalami kenaikan 20% sejak sebelum pandemi.
Tekanan finansial ini mendorong sebagian orang tua untuk mengambil utang. Survei Credit Karma mencatat, sebanyak 44% responden mengaku harus berutang demi mencukupi kebutuhan tahun ajaran baru anak mereka, naik dari 34% pada tahun sebelumnya.