Jakarta – Kim Keon Hee, mantan Ibu Negara Korea Selatan, menyampaikan permohonan maaf kepada publik usai menjalani pemeriksaan intensif selama hampir 11 jam oleh tim jaksa khusus. Pemeriksaan tersebut terkait serangkaian tuduhan korupsi yang mencuat selama masa jabatan suaminya, Yoon Suk Yeol.
“Saya sungguh minta maaf karena orang biasa seperti saya telah menimbulkan kekhawatiran bagi semua orang di negara ini,” ujar Kim saat tiba di kantor kejaksaan khusus, Kamis (7/8/2025).
Kendati demikian, Kim memilih untuk tidak menjawab pertanyaan dari awak media terkait tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Pemeriksaan ini merupakan bagian dari investigasi mendalam yang melibatkan Kim dan suaminya, Yoon Suk Yeol, mantan presiden yang dimakzulkan dan dicopot dari jabatannya setelah mendeklarasikan darurat militer yang memicu krisis politik.
Kim menghadapi berbagai dakwaan serius, termasuk penipuan saham, suap, dan penyalahgunaan pengaruh yang melibatkan pengusaha besar, tokoh agama, hingga makelar kekuasaan. Salah satu kasus yang kembali dibuka adalah dugaan penipuan saham pada tahun 2009, yang sebelumnya dihentikan karena kurangnya bukti.
Pengacara Kim membantah seluruh tuduhan tersebut dan menyebut laporan media mengenai hadiah-hadiah mewah yang diterima kliennya sebagai spekulasi yang tidak berdasar. Namun, media lokal melaporkan bahwa Kim menerima barang-barang mewah seperti dua tas Chanel senilai 20 juta won, kalung berlian dari kelompok keagamaan, serta liontin Van Cleef seharga 60 juta won yang dikenakannya saat kunjungan kenegaraan ke KTT NATO 2022, tanpa melaporkannya dalam dokumen kekayaan resmi.
Selain itu, tim jaksa juga menyita karya seni bernilai jutaan dolar dan uang tunai puluhan ribu dolar AS yang diduga terkait dengan Kim. Sebelum pemilihan umum 2022, Kim sempat meminta maaf kepada publik atas pemalsuan data akademik dan berjanji akan menjalankan perannya sebagai istri pemimpin nasional dengan penuh tanggung jawab. Namun, sorotan terhadapnya tidak mereda bahkan setelah Yoon terpilih.
Kontroversi mencapai puncaknya ketika sebuah video tersembunyi menunjukkan Kim menerima tas Dior, yang kemudian dinyatakan tidak melanggar hukum oleh jaksa negara. Setelah Yoon dimakzulkan dan jaksa khusus ditunjuk, penyelidikan terhadap Kim dipercepat.
Sementara itu, Yoon sendiri sedang diadili atas tuduhan pemberontakan terkait upaya gagalnya menerapkan darurat militer pada Desember lalu. Ia terancam hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati. Sejak penahanannya pada 10 Juli lalu, Yoon menolak untuk mengikuti proses persidangan dan mengklaim kasusnya sebagai bentuk perburuan politik.