Hangzhou – Zhong Shanshan, miliarder asal China, membuktikan bahwa kesuksesan dapat diraih meski dengan latar belakang pendidikan yang kurang memadai. Sempat putus sekolah dasar pada masa Revolusi Kebudayaan, kini ia menduduki posisi orang terkaya nomor satu di China berkat bisnis air minum dalam kemasan, Nongfu Spring.
Menurut laporan Forbes pada Jumat (22/9/2025), kekayaan Zhong melampaui sejumlah tokoh teknologi terkemuka Tiongkok, termasuk pendiri ByteDance, Zhang Yiming, dan pendiri Alibaba, Jack Ma.
Forbes mencatat, per (22/9/2025), kekayaan Zhong mencapai US$77,7 miliar atau sekitar Rp1.205 triliun, menempatkannya di urutan ke-23 orang terkaya di dunia. Meskipun demikian, harta taipan ini mengalami penurunan sekitar US$974 juta (Rp15,1 triliun) dibandingkan hari sebelumnya.
Lahir di Hangzhou pada tahun 1954, Zhong menghadapi berbagai tantangan di masa mudanya. Ia sempat bekerja serabutan, mulai dari menjadi buruh konstruksi, reporter, hingga agen penjualan minuman. Titik balik dalam hidupnya terjadi ketika ia mendirikan Nongfu Spring, yang kemudian melantai di Bursa Hong Kong pada tahun 2020.
Keberhasilan perusahaan air minum tersebut secara signifikan meningkatkan kekayaannya.
Selain Nongfu Spring, Zhong juga memiliki Wantai Biological, sebuah perusahaan yang memproduksi alat diagnostik cepat untuk penyakit menular, termasuk Covid-19.
Forbes menobatkan Zhong sebagai orang terkaya di China pada tahun 2024. Dalam daftar tahunan 2025 yang dirilis pada April lalu, kekayaannya tercatat sebesar US$57,7 miliar (Rp894 triliun), menempatkannya di peringkat ke-26 dunia.
Di usia 70 tahun, Zhong Shanshan tetap berdomisili di Hangzhou. Ia juga melibatkan putranya, Zhong Shu Zi, sebagai direktur non-eksekutif di Nongfu Spring.