Jakarta – Di tengah ambisi para orang tua untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka, pakar parenting mengingatkan akan bahaya tekanan berlebihan. Jennifer Breheny Wallace, seorang jurnalis dan penulis buku “Never Enough”, menyoroti pentingnya membangun pola pikir yang benar pada anak, bukan hanya mengejar prestasi akademik semata.
Wallace mengungkapkan bahwa kunci kesuksesan jangka panjang anak terletak pada “mattering mindset”, yaitu keyakinan bahwa mereka berharga tanpa memandang hasil yang dicapai. “Ketika anak tahu mereka berharga apapun hasilnya, mereka akan lebih berani mengambil risiko sehat, belajar dari kesalahan, bekerja lebih keras, dan pulih lebih cepat,” ujarnya seperti dikutip pada Sabtu (23/8/2025).
Menurut Wallace, orang tua sebaiknya fokus pada pembentukan pola pikir sehat yang akan menopang kesuksesan anak seumur hidup. Dalam risetnya bersama Baylor University terhadap hampir 500 pelajar, Wallace menemukan bahwa lebih dari separuh responden merasa kasih sayang orang tua bergantung pada prestasi mereka. Kondisi ini disebut sebagai conditional regard atau kasih sayang bersyarat.
Wallace menjelaskan bahwa conditional regard berisiko membuat anak takut gagal, mudah kehilangan kepercayaan diri, hingga rentan depresi saat menghadapi kegagalan. Oleh karena itu, Wallace memberikan lima cara untuk membentuk anak sukses sejak dini:
- Kenali Anak Sedalam-Dalamnya: Jadilah ahli dalam memahami siapa anak Anda. Apa yang membuat mereka bersemangat? Apa kelemahan yang mereka sembunyikan? Semakin anak merasa dilihat dan dipahami, semakin kuat pula rasa percaya dirinya.
- Ingatkan Nilai Diri Tak Bisa Ditawar: Saat anak gagal dalam ujian atau tersingkir dari tim olahraga, tegaskan, nilai dirinya tidak berubah. Seorang ibu bahkan menggunakan analogi uang US$20: meski diremas atau direndam, nilainya tetap sama. Begitu pula dengan anak.
- Bersikap Ingin Tahu, Bukan Marah: Jika anak tidak berkembang, jangan langsung marah. Cari tahu penyebabnya. Apakah karena kesulitan belajar, konflik sosial, atau metode pengajaran yang tidak cocok. Rasa ingin tahu menjaga hubungan orang tua-anak tetap sehat.
- Rayakan Dampak Positif Mereka: Hargai hal-hal kecil yang mereka lakukan, seperti membantu teman atau menghibur saudara. Dengan begitu, anak memahami bahwa nilai dirinya lebih dari sekadar prestasi akademik.
- Tunjukkan Wajah Bahagia: Terlalu fokus pada masa depan sering membuat orang tua lupa menunjukkan rasa bahagia hanya karena memiliki anak. Tersenyum hangat setiap hari, baik di saat buruk maupun baik, menumbuhkan rasa aman dan dicintai.