Jakarta – Memasuki usia 50 tahun, banyak orang mulai bertanya-tanya mengenai kesiapan finansial untuk masa pensiun. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, berapa jumlah ideal tabungan yang seharusnya dimiliki?
Fidelity, sebuah lembaga penyedia rencana pensiun, memberikan proyeksi bahwa idealnya seseorang memiliki tabungan setara enam kali lipat dari pendapatan tahunan saat mencapai usia 50 tahun. Proyeksi ini ditujukan bagi mereka yang merencanakan pensiun pada usia 67 tahun.
Sebagai gambaran, seseorang dengan pendapatan Rp 100 juta per tahun idealnya memiliki tabungan Rp 600 juta saat berusia 50 tahun.
Namun, Nathan Sebesta, seorang perencana keuangan bersertifikasi sekaligus pendiri Access Wealth Strategies, menekankan bahwa angka tersebut bukanlah standar baku. Ia menjelaskan bahwa jumlah ideal tabungan pensiun sangat situasional dan bergantung pada berbagai faktor.
“Jumlah tabungan bergantung pada beberapa faktor, mulai dari usia pensiun, besaran pengeluaran saat pensiun dan lokasi tinggal nantinya,” ujar Sebesta, seperti dikutip pada Jumat (27/6/2025).
Sebesta menambahkan, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan jika target tabungan pensiun belum tercapai. Salah satunya adalah dengan menyesuaikan ekspektasi pengeluaran di masa pensiun.
Selain itu, Sebesta menyarankan untuk memprioritaskan pelunasan utang, menekan pengeluaran, dan mempertimbangkan untuk pindah ke daerah dengan biaya hidup yang lebih rendah dalam rentang waktu 10 hingga 15 tahun sebelum memasuki masa pensiun.
“Opsi terakhir adalah tetap bekerja saat masuk usia pensiun. Menurutnya itu bisa jadi opsi yang realistis,” katanya.
Sebesta mengakui bahwa idealnya, tidak ada orang yang ingin terus bekerja setelah pensiun. “Tidak ada yang bermimpi harus tetap bekerja saat pensiun,” ungkap Sebesta.
Namun, ia menambahkan, bagi mereka yang terlambat memulai persiapan pensiun dan kesulitan mengejar ketertinggalan, opsi ini bisa menjadi satu-satunya solusi yang realistis. “Namun, bagi yang terlambat memulai dan tak bisa mengejar ketertinggalan, ini bisa jadi satu-satunya pilihan realistis,” pungkasnya.











