Jakarta – Kebiasaan minum kopi bagi sebagian orang sudah menjadi rutinitas harian untuk meningkatkan energi dan menghilangkan kantuk. Namun, sebuah studi terbaru mengungkap waktu konsumsi kopi dapat memengaruhi kesehatan jantung.

Penelitian yang dipublikasikan dalam European Heart Journal menemukan bahwa minum kopi di pagi hari dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung. Meskipun penelitian tersebut tidak menjelaskan secara rinci mekanisme perlindungan jantung dari konsumsi kopi pagi, ada indikasi bahwa minum kopi di sore hari dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh.

Dr. Lu Qi, peneliti utama sekaligus Direktur Pusat Penelitian Obesitas Universitas Tulane di New Orleans, menjelaskan bahwa penelitian ini adalah yang pertama kali menguji hubungan antara waktu minum kopi dan dampaknya terhadap kesehatan. “Ini adalah studi pertama yang menguji pola waktu minum kopi dan hasil kesehatan,” ujarnya seperti dikutip dari CNN, Jumat (27/6/2025).

Para peneliti mengidentifikasi dua pola konsumsi kopi, yaitu hanya di pagi hari dan sepanjang hari. Hasilnya menunjukkan bahwa dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi, konsumsi kopi hanya di pagi hari berkaitan dengan penurunan risiko kematian dini sebesar 16% dari berbagai penyebab dan penurunan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 31%.

Sementara itu, mereka yang cenderung minum kopi sepanjang hari tidak menunjukkan penurunan risiko yang signifikan. Temuan ini tetap konsisten setelah peneliti mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti jam tidur, usia, ras, etnis, jenis kelamin, pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, aktivitas fisik, pola makan, serta kondisi kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi.

Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan bahwa jumlah kopi yang dikonsumsi di pagi hari, baik berkafein maupun tanpa kafein, tidak memengaruhi manfaat perlindungan tersebut.

Vanessa King, ahli gizi terdaftar dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, memberikan catatan penting terkait temuan ini. “Penelitian ini bersifat observasional, artinya bukan eksperimen, (yang) merupakan standar emas,” katanya melalui surat elektronik pada Jumat (27/6/2025).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *