Tidak ada yang menginginkan akhir pahit dalam jalinan cinta, namun perselingkuhan kerap menjadi penyebab kandasnya sebuah hubungan. Fenomena ini bisa menimpa siapa saja, kapan saja, bahkan setelah bertahun-tahun kebersamaan.
Para korban sering bertanya-tanya, apa yang salah? Apakah saya tidak cukup baik? Penting untuk diingat, perselingkuhan bukanlah kesalahan Anda. Berbagai alasan melatarbelakangi tindakan perselingkuhan. Kenali enam penyebab paling umum berikut ini:
1. Hilangnya Rasa Cinta (Falling Out of Love)
Salah satu pemicu utama perselingkuhan adalah hilangnya perasaan cinta atau ketertarikan romantis dan seksual yang mendalam terhadap pasangan. Ini dikenal sebagai ‘falling out of love’.
Ketika ‘percikan’ dalam hubungan mulai memudar atau perasaan cinta berkurang, seseorang mungkin mencari sensasi baru. Mereka lalu menemukan ‘percikan’ tersebut pada orang lain di luar hubungan yang sudah ada.
2. Masalah Komunikasi
Komunikasi yang buruk menjadi lahan subur bagi perselingkuhan. Saat pasangan kesulitan mengungkapkan kebutuhan dan emosi, kesalahpahaman rentan terjadi.
Sebagai contoh, jika seseorang menginginkan lebih banyak waktu berkualitas namun tidak mengungkapkannya, pasangannya mungkin tidak menyadari pentingnya hal tersebut. Kesenjangan emosional ini mendorong individu mencari perhatian dan penghargaan di luar hubungan.
Oleh karena itu, komunikasi yang jujur dan terbuka sangat krusial untuk mencegah kebutuhan yang tidak terpenuhi mendorong pencarian keintiman dari pihak lain.
3. Ketidakmampuan Menyelesaikan Masalah
Menghindari dan tidak mampu menyelesaikan masalah dalam hubungan seringkali menjadi pemicu perselingkuhan lainnya.
Alih-alih mencari solusi, seseorang mungkin mencari alasan atau jalan keluar lain yang justru membuka pintu bagi orang ketiga. Banyak kasus menunjukkan pasangan menemukan kenyamanan pada rekan kerja yang simpatik, yang bersedia mendengarkan keluh kesahan mereka.
Tidak heran jika perselingkuhan banyak terjadi di lingkungan kerja, di mana dukungan emosional dari pihak luar menjadi pemicu utama.
4. Kurangnya Komitmen
Kurangnya komitmen terhadap pasangan adalah faktor signifikan penyebab perselingkuhan. Hal ini seringkali berkaitan erat dengan ketidakpuasan umum terhadap hubungan.
Melansir dari Psychology Today, survei menunjukkan, hampir 41% individu mengakui bahwa rendahnya tingkat komitmen menjadi motivasi utama mereka untuk berselingkuh.
5. Masalah Psikologis
Beberapa masalah psikologis, seperti ciri narsistik atau gangguan kepribadian, juga meningkatkan risiko perselingkuhan.
Melansir dari verywell mind, pada penderita narsisme, perselingkuhan bisa didorong oleh ego dan perasaan berhak. Mereka cenderung egois dan kurang empati, sehingga tidak mempertimbangkan dampak tindakan mereka terhadap pasangan.
6. Adanya Sebuah Peluang
Peluang muncul ketika seseorang sering berinteraksi dengan calon pasangan potensial di lingkungan yang sama, seperti tempat kerja atau lingkaran sosial.
Kedekatan dan intensitas interaksi dapat menciptakan ikatan emosional atau fisik di luar hubungan yang telah berkomitmen. Contohnya, interaksi rutin dengan rekan kerja dalam perjalanan bisnis dapat menumbuhkan ikatan emosional karena pengalaman bersama dan waktu yang dihabiskan.
Situasi ini, tanpa batasan yang jelas, berpotensi besar berujung pada perselingkuhan.