Jakarta – Kabar baik bagi kesehatan otak, studi terbaru menunjukkan bahwa gaya hidup sehat dapat memodifikasi risiko penyakit Alzheimer, meskipun faktor genetik berperan. Dr. Leah Kroll, asisten profesor neurologi di SUNY Downstate Health Sciences University, menekankan pentingnya hal ini.
“Gen hanya meningkatkan risiko, tapi tidak menjamin. Perilaku dan gaya hidup tetap bisa memodifikasi risiko tersebut,” ujar Dr. Kroll, seperti dikutip dari YouTube resmi ABC News, Rabu (3/9/2025).
Menurut Dr. Kroll, ada lima aspek penting dalam menjaga kesehatan otak. Pertama, mengelola kondisi medis berisiko seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol, dan gangguan pendengaran. Kedua, rutin beraktivitas fisik. Ketiga, menjalani pola makan sehat yang mendukung fungsi otak. Keempat, menjaga hubungan sosial yang aktif. Kelima, mengutamakan kualitas tidur yang baik dan manajemen stres yang efektif.
Aktivitas fisik, menurut Dr. Kroll, memiliki dampak paling signifikan terhadap kesehatan kognitif jangka panjang. “Meningkatkan aktivitas fisik benar-benar membuat perbedaan besar,” tegasnya.
Studi ini juga menyoroti pentingnya memulai adopsi gaya hidup sehat sejak usia muda. Namun, Dr. Kroll menekankan bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai, bahkan bagi mereka yang berusia lanjut atau memiliki risiko genetik.
“Tidak ada titik di mana Anda harus menyerah. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun seseorang lebih tua atau punya risiko genetik, mulai menerapkan pola hidup sehat tetap akan membuat perbedaan nyata,” jelas Dr. Kroll pada Rabu (3/9/2025).
Selain usia di atas 65 tahun, penelitian ini juga mengidentifikasi kelompok lain yang lebih rentan terhadap demensia, termasuk perempuan, masyarakat kulit hitam, dan Hispanik. Kondisi medis seperti obesitas, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, serta gangguan penglihatan dan pendengaran juga meningkatkan risiko tersebut.











