Jakarta – Generasi Z (Gen Z) dinilai kesulitan dalam menabung, meskipun memiliki waktu yang cukup untuk membangun kebiasaan finansial yang sehat. Hal ini terungkap dalam survei terbaru Bank of America.
Survei tersebut menunjukkan bahwa hanya 15% dari Gen Z yang rutin menyisihkan sebagian gaji mereka untuk ditabung. Selain itu, hanya 1 dari 5 Gen Z yang sudah memiliki dana pensiun. Survei ini melibatkan 1.097 responden berusia 18 tahun ke atas, termasuk 1.091 responden berusia 18-27 tahun. Gen Z sendiri didefinisikan sebagai mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012.
Studi Bank of America juga menemukan bahwa minimnya pendapatan menjadi masalah utama keuangan bagi Gen Z. Lebih dari separuh (53%) merasa tidak menghasilkan cukup uang untuk menjalani kehidupan yang mereka inginkan.
Meski demikian, Gen Z tetap berusaha menikmati hal-hal kecil. Sebanyak 57% membeli “hadiah” kecil untuk diri mereka sendiri setidaknya seminggu sekali. Namun, sayangnya, bagi lebih dari separuh (59%) Gen Z, hal ini justru menyebabkan pengeluaran berlebihan.
Menanggapi hasil survei tersebut, para pakar menilai bahwa Gen Z masih memiliki banyak waktu untuk membangun kebiasaan finansial yang sehat. Perencana keuangan bersertifikat dan pendiri Bone Fide Wealth, Douglas Boneparth mengatakan, semua situasi keuangan itu berbeda. “Fokuslah pada diri sendiri dan kendalikan hal-hal yang bisa kamu atur,” katanya, seperti dilansir CNBC Make It, Selasa (12/5/2025).
Boneparth menambahkan, disiplin mengelola uang jauh lebih penting daripada sekadar menabung. Pendiri bersama Sun Group Wealth Partners, Winnie Sun juga berpendapat bahwa usia muda adalah modal penting. “Kalau kamu punya waktu panjang, bahkan menabung dan berinvestasi dalam jumlah kecil bisa berkembang menjadi jumlah signifikan di masa depan,” ujarnya.
Sun merekomendasikan tiga langkah awal untuk membangun tabungan jangka pendek maupun panjang. Pertama, kelola penghasilan bulanan dengan mencatat pengeluaran dan sisa uang yang dimiliki. Ia menyarankan untuk membagi penghasilan dengan metode 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk hiburan, dan 20% untuk tabungan. Bagi usia 20-an, Sun menyarankan menyisihkan minimal 25% untuk tabungan selama 10 tahun pertama bekerja.
Kedua, siapkan dana darurat. Boneparth menyarankan agar memiliki tabungan untuk skenario terburuk, seperti kehilangan pekerjaan, dengan target tiga hingga enam bulan biaya hidup. Target yang lebih ambisius adalah enam hingga sembilan bulan.
Ketiga, tentukan tujuan finansial. Setelah dana darurat aman, tetapkan tujuan jangka panjang seperti melunasi utang pendidikan, membeli rumah, atau menyiapkan dana pensiun. “Prioritas Anda membantu menentukan tujuan mana yang akan didanai terlebih dahulu atau lebih besar daripada tujuan lainnya,” pungkas Boneparth.