Jakarta – Pemerintah terus berupaya menekan konflik antara manusia dan gajah di Aceh melalui pengembangan lahan konservasi seluas 90 ribu hektare. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyatakan lahan tersebut sudah mulai dikembangkan dan akan segera dievaluasi.

“Sudah mulai (untuk konservasi), besok evaluasi,” ujar Raja Juli kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Raja Juli juga mengungkapkan bahwa dirinya bersama Kedutaan Besar Inggris telah mengunjungi lokasi konservasi tersebut. Evaluasi terkait perkembangan konservasi gajah ini akan segera disampaikan dalam waktu dekat. “Besok akan saya sampaikan ke teman-teman perkembangannya,” imbuhnya.

Seperti yang diketahui, Presiden Prabowo Subianto telah menyerahkan lahan seluas 90 ribu hektare di Takengon, Aceh, kepada World Wildlife Fund (WWF) untuk konservasi gajah. Penyerahan lahan ini dilakukan setelah pertemuan antara Presiden Prabowo dan Raja Inggris Charles III.

Lebih lanjut, Raja Juli menjelaskan bahwa langkah komprehensif telah diambil untuk mengatasi konflik antara manusia dan gajah. “Gajah tidak masuk ke perkampungan, dengan memberikan pengayaan makanan gajah dan menghubungkan koridor ada satu tempat dengan tempat lain,” jelasnya.

“Sehingga gajah bisa melintas dengan baik. Ini amanah penting di relasi kita dengan Inggris sehingga kita kawal dengan baik,” tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo dalam pidatonya di Kongres Partai Solidaritas Indonesia di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025), menceritakan mengenai pemberian lahan miliknya untuk konservasi gajah. “Mereka tahu bahwa saya sebagai pengusaha, sebelum saya masuk politik, saya pengusaha, saya punya konsesi HTI (Hutan Tanaman Industri) di Aceh, dipercaya kepada saya cukup besar itu 98.000 hektare di daerah Takengon, Aceh. Kemudian WWF ini bertanya bersediakah saya memberi dari 98.000 hektare itu diserahkan kepada mereka untuk dikelola menjadi kawasan perlindungan gajah,” kata Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya itu mengungkapkan bahwa WWF awalnya mengajukan permohonan lahan seluas 10 ribu hektare. Namun, Prabowo menolak permohonan tersebut. “Tidak akan saya kasih 10.000 hektare untuk kawasan gajah tersebut. Saya akan kasih 20.000 hektare. Jadi kaget mereka. Terus si utusan kembali ketemu, mereka-mereka ini aktivis WWF setelah menghadap saya dan dia ulangi saya punya, tadi, presiden tolak nggak dikasih 10.000 hektare kecewa mereka mukanya. Tapi dikasih 20.000 hektare wah mereka cerah,” ujar Prabowo.

Cerita ini, menurut Prabowo, sampai ke telinga Raja Charles III, yang dikenal memiliki kepedulian terhadap perlindungan flora dan fauna. Raja Charles III kemudian mengirimkan surat melalui Duta Besar Inggris untuk Indonesia, menyampaikan terima kasih atas dukungan Prabowo terhadap upaya konservasi gajah.

“Begitu saya baca surat dari Raja Charles, saya sampaikan ke Duta Besar Inggris memang dari konsesi yang saya kuasai, saya telah serahkan 20.000 hektare. Tapi karena surat dari Raja Charles ini, saya ambil keputusan sekarang saya serahkan 90.000 hektare untuk kawasan perlindungan. Saya sisakan 8.000 hektare. 90.000 hektare kita serahkan. Nanti diproses ya mensesneg dan menteri kehutanan,” pungkas Prabowo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *