Lupus, si penyakit autoimun kronis yang misterius, bisa menyerang siapa saja, tanpa pandang bulu. Sasarannya pun tak terduga: mulai dari kulit yang mulus, sendi yang kuat, ginjal yang menyaring, hingga otak yang berpikir dan organ dalam lainnya. Gejalanya? Oh, jangan ditanya! Sangat beragam dan licik, seringkali menyamar menjadi penyakit lain. Inilah mengapa deteksi dini adalah kunci utama.

Jangan biarkan lupus mencuri kesempatanmu! Kenali 10 gejala awal lupus yang seringkali diabaikan, seperti yang dilansir dari Healthline, agar Anda bisa segera bertindak dan mendapatkan penanganan yang tepat:

  • Demam Ringan Tanpa Sebab yang Jelas: Jangan pernah meremehkan demam ringan yang datang tanpa permisi. Suhu tubuh mungkin hanya bermain di angka 36,9°C hingga 38,3°C, tapi jika ia datang berulang kali, berhati-hatilah! Ini bisa jadi sinyal peradangan, infeksi yang mengintai, atau bahkan flare-up lupus yang sedang membangunkan diri.
  • Kerontokan Rambut: Rambut mulai menipis atau tiba-tiba muncul area botak yang mengkhawatirkan? Ini bisa jadi sinyal SOS dari lupus. Kerontokan ini bisa disebabkan oleh obat-obatan yang dikonsumsi, infeksi yang menyerang, atau peradangan yang terjadi di kulit kepala. Rontoknya bisa terjadi secara dramatis dalam semalam, atau perlahan tapi pasti seiring berjalannya waktu.
  • Ruam atau Lesi pada Kulit: Ruam berbentuk kupu-kupu yang hinggap di hidung dan pipi (malar rash) adalah ciri khas lupus yang tak bisa diabaikan. Menurut Lupus Foundation of America (LFA), ruam ini dialami oleh sekitar 1 dari 2 penderita lupus dan bisa muncul secara tiba-tiba, terutama setelah kulit terpapar sinar matahari. Gejala kulit lainnya termasuk kelopak mata yang membengkak, bercak kulit yang tebal dan bersisik, perubahan warna kulit yang mencolok, sariawan yang tak kunjung sembuh, dan ruam bersisik di area yang sering menjadi langganan sinar matahari. Beberapa penderita juga mengalami perubahan warna yang aneh pada jari tangan dan kaki (fenomena Raynaud).
  • Peradangan Ginjal (Lupus Nefritis): Lupus tak segan menyerang ginjal, menyebabkan peradangan yang dikenal dengan sebutan nefritis lupus. Kondisi ini mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring racun dan limbah dari darah, membuat tubuh menjadi sarang penyakit. Menurut LFA, nefritis lupus biasanya muncul dalam kurun waktu 5 tahun sejak gejala lupus pertama kali terlihat, terutama pada mereka yang berusia 20-40 tahun. Gejalanya meliputi pembengkakan yang mengganggu pada kaki dan telapak kaki, tekanan darah tinggi yang tak terkontrol, darah yang muncul dalam urin, urin yang tampak lebih gelap dari biasanya, sering buang air kecil di malam hari yang mengganggu tidur, dan nyeri yang menusuk pada bagian samping tubuh. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bisa berujung pada gagal ginjal stadium akhir (ESRD) yang mematikan.
  • Kelelahan Berlebihan: Jangan pernah menyepelekan rasa lelah yang tak kunjung hilang, meskipun sudah beristirahat cukup! Menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat (NLM), sekitar 90% penderita lupus mengalami kelelahan kronis yang menguras energi. Tidur siang mungkin bisa memberikan sedikit kelegaan, tetapi terlalu banyak tidur di siang hari justru bisa menjadi bumerang dan menyebabkan insomnia di malam hari.
  • Masalah Paru-Paru: Lupus bisa memicu pleuritis, peradangan pada selaput paru-paru (pleura) yang sangat menyakitkan. Gejala utamanya adalah nyeri dada tajam yang semakin menjadi-jadi saat bernapas, tertawa, batuk, atau bersin. Kondisi ini membutuhkan perhatian medis segera karena bisa mempengaruhi fungsi pernapasan dan mengancam nyawa.
  • Nyeri dan Pembengkakan Sendi: Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat menyebabkan nyeri, kaku, dan pembengkakan pada sendi, terutama di pagi hari saat bangun tidur. Gejala ini mungkin terasa ringan pada awalnya, tetapi bisa menjadi semakin jelas dan mengganggu seiring berjalannya waktu. Menurut LFA, kondisi ini dapat berkembang menjadi arthritis yang melumpuhkan, tendinitis yang menyiksa, kelonggaran tendon yang mengganggu aktivitas, dan carpal tunnel syndrome yang membuat tangan terasa kebas dan nyeri.
  • Masalah Pencernaan: Beberapa penderita lupus mengalami gangguan pencernaan yang mengganggu kualitas hidup, seperti rasa terbakar di dada yang menyakitkan, asam lambung naik (refluks) yang membuat mual, atau keluhan saluran cerna lainnya yang membuat tidak nyaman. Untuk meredakan gejala ini, cobalah konsumsi obat antasida yang dijual bebas di apotek, makan dalam porsi kecil namun lebih sering, hindari minuman asam seperti kopi yang bisa memicu asam lambung, dan tinggikan posisi kepala saat tidur untuk mencegah refluks.
  • Masalah Tiroid: Penderita lupus memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit tiroid, baik hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) maupun hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif). Gejalanya dapat meliputi kenaikan atau penurunan berat badan yang drastis, kulit dan rambut kering yang mengganggu penampilan, serta perubahan suasana hati yang tak terduga atau mudah marah yang mempengaruhi hubungan sosial.
  • Mulut dan Mata Kering: Mulut yang terasa kering seperti gurun pasir dan mata yang terasa kering atau seperti berpasir bisa menjadi tanda awal lupus yang sering diabaikan. Beberapa penderita lupus juga mengalami sindrom Sjögren, gangguan autoimun yang menyebabkan kelenjar air mata dan air liur tidak bekerja dengan baik, membuat hidup terasa tidak nyaman.

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, terutama secara bersamaan atau berulang, jangan tunda lagi! Segera konsultasikan diri ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Diagnosis dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah kerusakan organ yang lebih parah dan komplikasi serius akibat lupus yang bisa mengancam nyawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *