Jakarta – Peran ayah dalam tumbuh kembang anak perempuan ternyata lebih kompleks dari yang dibayangkan. Praktisi Psikologi Anak, Aninda, S.Psi, M.Psi.T, mengungkapkan bahwa ayah memiliki peran vital dalam membentuk standar anak perempuan terhadap banyak hal dalam hidup.
Menurut Aninda, standar yang dibentuk oleh ayah ini mencakup pandangan anak tentang pasangan ideal, cara merasakan cinta, hingga cara menghargai diri sendiri. “Bahkan, motivasi belajar anak pun seringkali berkaitan erat dengan peran ayah,” ujarnya, Jumat (27/6/2025).
Kasih sayang ayah, lanjut Aninda, dapat diekspresikan melalui sentuhan fisik seperti menggandeng, menggendong, dan memangku. Namun, ia menekankan pentingnya memahami batasan usia ketika anak perempuan mulai tumbuh mandiri dan mengenali identitasnya.
Aninda menyarankan agar intensitas sentuhan fisik, terutama memangku, mulai dibatasi saat anak memasuki usia pre-teen atau sekitar 10 tahun ke atas. “Pembatasan ini bukan berarti ayah mengurangi rasa sayang, melainkan anak sudah tumbuh dewasa,” jelasnya.
Sebagai orang tua, ayah perlu menyesuaikan cara menunjukkan kasih sayang agar tetap pantas seiring perkembangan usia anak perempuannya. Ketika anak beranjak dewasa, ayah dapat menjaga hubungan baik dengan mengajak mereka mengobrol tentang kegiatan sehari-hari, mengantar ke sekolah, membawakan camilan favorit, serta mencoba terbuka dan mendengarkan hal-hal yang disukai anak.
Ketidakhadiran ayah, baik secara fisik maupun emosional, dapat berdampak signifikan di masa depan. Anak berisiko mengalami berbagai masalah dalam hubungan, seperti terjebak dalam hubungan yang tidak sehat atau memilih pasangan dengan tanda-tanda “red flag“.
Jika ayah telah meninggal dunia atau orang tua bercerai, Aninda memberikan solusi bagi ibu untuk mencegah dampak fatherless pada anak. Pertama, mencari figur ayah dari laki-laki dewasa lain dalam keluarga, seperti kakek atau paman. Kedua, ibu dapat berperan ganda, menjadi ibu sekaligus ayah.
“Pilihan kedua memang cukup menantang, namun dari sisi psikologis anak, cara ini dianggap lebih aman karena anak tidak perlu mencari sosok ayah dari orang lain di luar lingkup terdekat,” pungkas Aninda.










