Jakarta – Bagi penderita diabetes, menjaga kestabilan kadar gula darah adalah kunci utama untuk mencegah komplikasi serius. Namun, konsumsi obat-obatan atau injeksi insulin saja tidak menjamin pengendalian gula darah yang optimal.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Mayapada Hospital Tangerang, dr. Luse, Sp.PD, menekankan pentingnya pemantauan gula darah secara berkala bagi pasien diabetes. Menurutnya, pemantauan ini krusial untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan dan gaya hidup yang dijalani.

“Pengecekan gula darah dibutuhkan untuk mendeteksi lonjakan atau penurunan gula darah, karena gula darah bisa berubah-ubah sesuai pola makan, aktivitas fisik, stres, bahkan pola tidur. Dengan rutin cek gula darah, kita bisa tahu kapan gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia),” jelas dr. Luse, Jumat (19/9/2025).

Lebih lanjut, dr. Luse menjelaskan bahwa pemantauan gula darah memungkinkan penyesuaian dosis pengobatan yang lebih tepat. “Setiap orang merespons pengobatan, misalnya insulin, dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan pemantauan gula darah untuk membantu dokter menyesuaikan dosis sehingga terapi menjadi lebih tepat,” ujarnya.

Pemantauan gula darah juga berperan penting dalam mencegah komplikasi jangka panjang. “Pemantauan ini membantu melindungi organ vital agar kadar gula tetap berada dalam batas normal. Jika gula darah tidak terkontrol, dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah, ginjal, mata, saraf, hingga jantung,” imbuh dr. Luse.

Selain itu, pemantauan gula darah memberikan pasien kendali lebih besar dalam mengelola kondisi mereka. Dengan mengetahui hasil pemeriksaan secara rutin, pasien dapat memahami pola perubahan kadar gula dan menyesuaikan pola makan, aktivitas fisik, serta gaya hidup untuk menjaga kestabilan gula darah.

dr. Luse juga menjelaskan beberapa jenis pemeriksaan gula darah yang tersedia bagi penderita diabetes. “Pertama, yang paling praktis adalah pemeriksaan mandiri di rumah menggunakan glukometer. Cukup menusuk ujung jari untuk mengambil sampel darah kapiler, hasilnya langsung terlihat dalam hitungan detik. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan sebelum makan, dua jam setelah makan, sebelum tidur, atau saat muncul gejala hipoglikemia,” terangnya.

Pemeriksaan HbA1c atau Hemoglobin A1c juga penting untuk memberikan gambaran rata-rata kadar gula darah dalam tiga bulan terakhir. “Pemeriksaan ini menilai keberhasilan pengelolaan diabetes dalam jangka panjang. Target yang disarankan umumnya 7%, sesuai rekomendasi dokter, dan pemeriksaan dilakukan setiap 3-6 bulan sekali di laboratorium,” jelas dr. Luse.

Teknologi terbaru, Continuous Glucose Monitoring (CGM), menggunakan sensor kecil yang ditempelkan di kulit untuk memantau kadar gula darah selama 24 jam. Hasilnya dapat dilihat melalui aplikasi atau alat khusus, memungkinkan pasien untuk mengetahui pola naik-turun gula darah sepanjang hari.

“Pemantauan gula darah sama pentingnya dengan obat dan insulin. Dengan rutin melakukannya, pasien lebih jarang mengalami kondisi darurat akibat diabetes. Karena itu, jangan sepelekan, mulailah memantau gula darah secara teratur untuk menjaga kestabilan gula darah dan mencegah komplikasi,” tegas dr. Luse.

Mayapada Hospital menyediakan layanan Sugar Clinic yang menawarkan pemeriksaan skrining diabetes berbasis AI serta tes gula darah (pemeriksaan HbA1c dan Kolesterol) untuk mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes, serta menjaga metabolisme tubuh tetap optimal. Sugar Clinic Mayapada Hospital tersedia di Jakarta (Kuningan dan Lebak Bulus), Tangerang, Bandung, dan Surabaya. Informasi lengkap seputar layanan di Mayapada Hospital dan konsultasi dapat diakses melalui fitur Health Articles & Tips di MyCare dan fitur Personal Health untuk memantau kebugaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *