Jakarta – Aksi unjuk rasa mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, pada Senin (1/9/2025) diwarnai penegasan dari kalangan artis. Influencer Andovi da Lopez menepis anggapan bahwa aksi tersebut anarkis.

Andovi menegaskan bahwa aksi yang berlangsung kondusif itu murni penyampaian aspirasi. “Selama aksi, teman-teman di sini hanya bicara, makan, beli minuman dari UMKM, dan menyampaikan aspirasi. Tidak ada kekerasan,” ujarnya di lokasi aksi.

Ia juga mewanti-wanti adanya pihak-pihak yang mencoba membangun narasi negatif terhadap aksi mahasiswa. “Hati-hati ada pihak yang ingin membuat narasi bahwa anak-anak ini anarkis. Nyatanya, kita baik-baik,” tegasnya.

Lebih lanjut, Andovi menyoroti “17+8 Tuntutan Rakyat” yang telah diserahkan kepada lembaga terkait. Tuntutan tersebut mencakup pembentukan tim investigasi independen untuk mengusut tuntas kasus meninggalnya Affan Kurniawan, Uman Amaruddin, dan korban kekerasan aparat lainnya.

“Kalau ini sudah dilakukan, baru bisa kita checklist,” kata Andovi. Ia menambahkan bahwa tuntutan lainnya meliputi reformasi kepolisian, RUU Perampasan Aset, hingga bersih-bersih reformasi DPR. “Deadline kita jelas, satu minggu, 5 September,” imbuhnya.

Andovi juga menyinggung seruan Presiden Prabowo Subianto terkait ruang dialog, namun disayangkan belum ada realisasi dari pihak DPR. “Kalau kami bisa konsolidasi tiga jam semalam untuk menyusun tuntutan, kenapa DPR tidak bisa membuka dialog?,” tanyanya.

Ia menekankan tiga kata kunci dalam tuntutan mahasiswa, yaitu transparansi, reformasi, dan empati. “Tuntutan ini bukan anarkis, tapi harapan rakyat. Yuk, didengar dan dilaksanakan,” pungkasnya.

Pantauan di lokasi, massa GMNI mulai membubarkan diri secara perlahan sekitar pukul 17.00 WIB, Senin (1/9/2025), setelah menyampaikan aspirasi mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *