Banyak individu tidak menyadari bahwa asupan gula harian mereka melampaui batas yang direkomendasikan, baik dari makanan olahan, minuman manis, maupun camilan. Padahal, kelebihan gula berisiko mengganggu keseimbangan tubuh dan memicu berbagai gangguan metabolisme.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menetapkan batas maksimal konsumsi gula harian sebesar 50 gram. Namun, tubuh sebenarnya memiliki mekanisme untuk memberi sinyal jika kadar gula dalam tubuh sudah berlebihan. Mengenali tanda-tanda ini penting untuk menjaga kesehatan.

Berikut adalah beberapa tanda tubuh mengalami kelebihan gula:

1. Gigi Berlubang

Gula menjadi makanan bagi bakteri di mulut. Saat bakteri mencerna gula, mereka menghasilkan asam yang mengikis email gigi, menyebabkan lubang atau karies gigi. Informasi ini dilaporkan oleh Everyday Health.

2. Jerawat dan Kerutan

Konsumsi gula berlebihan dapat memicu resistensi insulin, kondisi saat sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin. Resistensi insulin ini dikaitkan dengan peningkatan risiko timbulnya jerawat. Selain itu, gula berlebih memicu produksi produk akhir glikasi lanjutan (AGEs) yang mempercepat penuaan kulit.

3. Sering Merasa Lapar

Asupan gula tambahan yang tinggi membuat tubuh cepat membakar kalori tanpa memberikan rasa kenyang yang bertahan lama, karena minimnya protein, serat, dan lemak sehat. Hal ini memicu rasa lapar berlebih dan keinginan untuk terus mengemil. Gula juga dapat merusak hormon leptin, hormon yang bertanggung jawab menghambat rasa lapar.

4. Mudah Tersinggung

Makanan tinggi gula tanpa disertai protein dan lemak cepat meningkatkan kadar gula darah, diikuti oleh penurunan drastis. Fluktuasi ini menyebabkan energi menurun, membuat seseorang merasa lesu dan mudah tersinggung.

5. Mudah Lelah

Meskipun gula adalah sumber energi, konsumsi berlebihan justru dapat menyebabkan kelelahan. Gula menyediakan energi yang cepat diserap dan dicerna, namun juga cepat habis, meninggalkan tubuh dalam kondisi lelah.

6. Makanan Tidak Terasa Cukup Manis

Otak dapat terlatih untuk mengharapkan tingkat kemanisan yang sangat tinggi. Jika seseorang terbiasa dengan asupan gula berlebih, makanan yang kurang manis akan terasa hambar atau kurang memuaskan, karena otak sudah mempersiapkan diri untuk tingkat kemanisan yang lebih tinggi.

7. Rasa Ingin Makan Manis Terus-menerus

Gula memiliki efek adiktif karena menargetkan pusat kesenangan di otak dan memicu peningkatan dopamin, hormon kebahagiaan. Peningkatan dopamin ini menciptakan keinginan untuk terus merasakan sensasi tersebut, mendorong seseorang untuk mengonsumsi lebih banyak gula.

8. Gangguan Tidur

Penelitian menunjukkan adanya korelasi antara konsumsi gula tambahan yang tinggi dengan kualitas tidur yang buruk. Individu yang secara kronis mengonsumsi gula berlebihan berpotensi mengalami gangguan siklus dan kualitas tidur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *