Meski terkenal dengan rasa pahit yang kuat, sayur pare (Momordica charantia) menyimpan segudang manfaat kesehatan. Umum ditemukan di Asia, Afrika, dan Karibia, pare sering diolah terlebih dahulu di Indonesia untuk mengurangi pahitnya. Sayuran ini bukan sekadar pelengkap hidangan, melainkan asupan rendah kalori, tinggi serat, dan kaya antioksidan yang krusial bagi tubuh.
Kandungan fitosterol dan terpenoid dalam pare diyakini menjadi kunci di balik berbagai khasiatnya. Dari menekan peradangan hingga berpotensi melawan kanker, pare menawarkan solusi alami untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Kandungan Nutrisi Pare
Pare adalah sumber nutrisi yang melimpah. Sayuran ini kaya akan beta-karoten, kalium, kalsium, dan fosfor. Selain itu, pare merupakan sumber serat serta vitamin C, B1, B2, dan B3 yang baik. Setiap 100 gram pare mengandung:
- Karbohidrat: 3,7 gram
- Serat: 2,8 gram
- Protein: 1 gram
- Lemak: 0,2 gram
- Kalsium: 19 miligram (mg)
- Tembaga: 0,34 mg
- Zat besi: 0,43 mg
- Magnesium: 17 mg
- Mangan: 0,1 mg
- Fosfor: 31 mg
- Kalium: 296 mg
- Selenium: 0,2 mikrogram (mcg)
- Sodium: 5 mg
- Vitamin A: 24 mcg RAE
- Vitamin B1 (tiamin): 0,04 mg
- Vitamin B2 (riboflavin): 0,04 mg
- Vitamin B3 (niasin): 0,4 mg
- Vitamin B5 (asam pantotenat): 0,21 mg
- Vitamin B6 (piridoksin): 0,043 mg
- Vitamin B9 (total folat): 72 mcg
- Vitamin C: 84 mg
Kandungan vitamin C yang tinggi pada pare berperan sebagai antioksidan kuat. Vitamin ini membantu tubuh menyerap zat besi, mendukung kesehatan kulit, tulang, serta jaringan ikat. Lebih dari itu, vitamin C juga esensial untuk produksi kolagen, penyembuhan luka, metabolisme protein, dan menjaga fungsi kekebalan tubuh.
Manfaat Kesehatan Sayur Pare
Dengan profil nutrisinya yang mengesankan, konsumsi pare memberikan beragam manfaat kesehatan:
Mengurangi Peradangan
Pare memiliki sifat antiinflamasi yang kuat. Konsumsi rutin dapat membantu mengurangi peradangan kronis yang sering dikaitkan dengan berbagai penyakit serius seperti diabetes, penyakit hati, asma, dan kanker.
Mencegah Kanker
Efek antioksidan dan antiinflamasi pare berkontribusi pada pencegahan kanker. Senyawa alami dalam pare berpotensi membantu membunuh sel kanker tertentu atau menghambat pertumbuhan serta penyebarannya. Namun, sebagian besar penelitian ini masih dilakukan pada hewan pengerat dan sel kanker yang diisolasi.
Menurunkan Gula Darah
Beberapa penelitian menjanjikan menunjukkan kemampuan pare dalam menurunkan gula darah. Studi memperlihatkan bahwa konsumsi pare dapat mengurangi kadar gula darah dan hemoglobin A1c (pengukur rata-rata gula darah tiga bulan terakhir) secara signifikan, sekaligus meningkatkan sekresi insulin.
Menurunkan Tekanan Darah
Meskipun terkadang digunakan sebagai pengobatan pelengkap untuk hipertensi, tinjauan sistematis dan meta-analisis menunjukkan bahwa pare tidak memiliki dampak signifikan terhadap tekanan darah.
Menurunkan Kolesterol Tinggi
Studi laboratorium awal mengindikasikan potensi pare untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Penting dicatat, efek ini diamati menggunakan ekstrak pare dalam jumlah besar pada model non-manusia.
Menurunkan Berat Badan
Penelitian menunjukkan pare dapat mendukung pengelolaan berat badan sehat. Ini karena pare mampu meningkatkan penggunaan karbohidrat dan menghambat penambahan lemak dalam tubuh. Sebagian besar studi tentang manfaat ini juga dilakukan pada hewan.
Menyehatkan Jantung
Pare berpotensi meningkatkan kesehatan jantung melalui pengaruhnya terhadap gula darah, kolesterol, dan tekanan darah. Dengan mengendalikan faktor risiko seperti diabetes, obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi, risiko penyakit jantung dapat diminimalkan.
Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Di samping efek antiinflamasi dan antioksidan, pare juga memiliki sifat antibakteri dan antivirus. Minyak atsiri dari pare terbukti efektif melawan bakteri seperti Staphylococcus aureus (S. aureus) dan Escherichia coli (E. coli), sehingga meningkatkan daya tahan tubuh.
Peringatan Penting
Meskipun bermanfaat, konsumsi pare perlu kehati-hatian. Pare dapat berinteraksi dengan obat-obatan dan suplemen tertentu. Misalnya, mengonsumsi pare bersama obat diabetes bisa menyebabkan kadar gula darah turun terlalu rendah (hipoglikemia). Orang yang alergi terhadap tanaman famili Cucurbitaceae (seperti timun dan labu) juga harus menghindari pare. Selain itu, pare tidak disarankan untuk wanita hamil atau wanita usia subur yang tidak menggunakan kontrasepsi efektif.











