Jakarta – Pengalaman kurang menyenangkan dialami penyanyi internasional, Pink, saat menutup liburan musim panasnya. Pelantun lagu “Just Give Me a Reason” itu mengungkapkan dirinya terinfeksi bakteri E. coli setelah mengonsumsi makanan saat berlibur.

Kabar tersebut disampaikan Pink melalui unggahan foto dirinya yang tengah diinfus vitamin di akun Instagram pribadinya @pink. “Ahhh, hidup dan lemon dan limun dan kenangan indah yang mungkin akan kuingat,” tulis Pink, dikutip dari CNN International, Kamis (4/9/2025).

Dalam keterangan fotonya, Pink menjelaskan bahwa dirinya terinfeksi E. coli akibat makanan yang dikonsumsinya saat liburan. “Ketika kamu liburan, lalu makanan membuat E. coli memutuskan masuk ke perutmu, kamu membunuhnya dengan teman, anak-anak, anggur merah, dan ramuan vitamin IV,” tulisnya.

Meskipun tidak merinci lokasi liburannya dan bagaimana ia bisa terpapar bakteri tersebut, Pink mencoba menanggapinya dengan nada humor. Diketahui, sebelum kejadian ini, Pink baru saja menyelesaikan tur akbar Summer Carnival yang meliputi 131 konser di 15 negara.

Menurut Healthline, escherichia coli atau E. coli adalah bakteri yang lazim ditemukan di usus manusia dan hewan. Sebagian besar bakteri ini tidak berbahaya, namun beberapa jenis, seperti E. coli O157:H7, dapat menyebabkan infeksi serius pada usus. Infeksi ini berpotensi menyebabkan diare parah, dehidrasi, hingga komplikasi yang membahayakan.

Penularan infeksi E. coli umumnya terjadi melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, seperti daging yang kurang matang, sayuran atau buah yang tidak dicuci bersih, produk susu yang tidak dipasteurisasi, serta air yang terkontaminasi bakteri.

Riset medis menunjukkan bahwa gejala infeksi usus akibat E. coli biasanya muncul dalam waktu 3-4 hari setelah terpapar dan dapat berlangsung hingga satu minggu. Gejala yang mungkin timbul antara lain diare parah (kadang disertai darah), kram perut dan mual, kehilangan nafsu makan, kelelahan dan dehidrasi. Dalam kasus yang lebih parah, dapat muncul urin berdarah, kulit pucat, hingga gagal ginjal (hemolytic uremic syndrome).

Infeksi E. coli dapat menyerang siapa saja, namun risiko komplikasi lebih tinggi pada kelompok usia anak-anak dan lansia, ibu hamil, serta individu dengan sistem imun yang lemah. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menekankan pentingnya menjaga kebersihan untuk mengurangi risiko infeksi E. coli, dengan langkah-langkah seperti memasak daging hingga suhu aman (minimal 71°C untuk daging giling, 74°C untuk ayam), mencuci buah dan sayur dengan bersih, memisahkan bahan mentah dari makanan siap saji untuk mencegah kontaminasi silang, mengonsumsi susu atau produk olahan yang telah dipasteurisasi, serta rajin mencuci tangan, terutama setelah menggunakan toilet atau kontak dengan hewan.

Meskipun sebagian besar kasus infeksi E. coli dapat sembuh dalam waktu 5-7 hari, kondisi yang parah dapat mengancam nyawa. Oleh karena itu, jika mengalami diare berkepanjangan, demam tinggi, atau dehidrasi, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *